dalam teori konsentris inti kota merupakan zona
Hoytberpendapat pengelompokan penggunaan lahan kota menunjukkan pertumbuhan kota tidak mengikuti zona-zona secara konsentris, tetapi membentuk sektor-sektor yang lebih bebas. Teori Inti Ganda merupakan penyempurna teori Burgess dan Hoyt. Teori ini dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada 1945. Teori tersebut menjelaskan kota berkembang
Menurutteori ini tidak ada ukuran yang teratur dari zone-zone seperti dalam teori zona konsentris, tetapi merupakan inti yang berdiri sendiri. Sejarah pertumbuhan kota Kota yang berasal dari perkebunan, seperti: perkebunan tebu (kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan perkebunan karet (kota di Palembang dan Jambi).
Beberapasarjana yang berkiprah pada studi kekotaan ini sudah berusaha mengadakan uraian tentang letak & bentuk wilayah permukiman pada kota secara ideal Ernest W.Burgess, mengenai urban areas yg dikenal dengan teori pola zone konsentris. Dalam teori tadi dinyatakan bahwa daerah kekotaan dapat dibagi pada lima (5) zone, yaitu :
TeoriKonsentrik . Model Konsentris Burgess. Dikembangkan oleh E.W. Burgess (1920), pola penggunaan lahan kota memperlihatkan zona-zona konsentrik (melingkar). Pusat dari zona tersebut merupakan inti kota, tempat paling ramai sebagai pusat kegiatan ekonomi. Semakin ke tepi, zona kegiatan ekonomi semakin sedikit.
1 Teori konsentris dan Sektoral yang menyatakan bahwa daerah pusat kota atau Central Bussiness District (CBD) adalah pusat kota yang letaknya tepat di tengah kota dan berbentuk bundar atau bulat yang merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik serta merupakan zona dengan derajat aksesibilitas tinggi dalam sebuah kota. Central Bussiness tersebut dibagi menjadi dua bagian
mở bài trong bài văn kể chuyện lớp 4. Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Geografi ★ Ujian Tengah Semester 2 Genap UTS MID Geografi SMA Kelas 12Dalam teori konsentris, inti kota merupakan zona…. a. pusat daerah kegiatan b. peralihan c. permukiman kelas pekerja/buruh d. permukiman kelas menengah e. penglajuPilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis SMA Kelas 10Sistem Informasi Geografis SIG bermanfaat untuk pengamatan dalam bidang nonfisik. Salah satunya dalam bidang sosial, yaitu…A. prediksi daerah dengan penduduk miskinB. strategi mengurangi angka pengangguranC. inventarisasi data pengembangan sekolahD. perencanaan pembangunan industriE. penentuan kelas kemampuan lahanCara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Materi Latihan Soal LainnyaBumi dan Bulan - IPA SD Kelas 4Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme Belanda - Sejarah SMA Kelas 11PTS Semester 1 Ganjil PPKn SD Kelas 6Listrik Statis - IPA SMP Kelas 9PAT Bahasa Inggris SD Kelas 2Tema 6 Subtema 1 Pembelajaran 5 SD Kelas 3PKn Tema 1 SD Kelas 6Geografi SMA Kelas 12Tema 8 Subtema 3 SD Kelas 5Bahasa Indonesia Tema 3 SD MI Kelas 5 Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia.
Teori konsentris – Sadarkah engkau ketika melihat pada sebuah maps maupun pemandangan dari atas, terserah ii kabupaten-kota di bumi yang memiliki rupa pola yang selevel dan ada kembali nan berbeda. Ada kota nan penuh dengan bangunan industrial serta ada juga kota nan sebagian ki akbar yakni bangunan pemukiman. Kok begitu? Dalam sebuah wilayah kecil sebagaimana kota tambahan pula wilayah besar seperti sebuah negara, gedung dan rumah-kondominium didirikan berlandaskan sebuah pola strategis yang konsisten dan terstruktur. Bukan sekedar mengejar lahan yang kosong sekadar. Setiap pembangunan dilakukan bersendikan tata kota yang bisa jadi berbeda pada setiap negara. Itulah mengapa ketika kita melalui kawasan pemerintahan, area pendidikan sebagian besar bangunan sekolah satu dengan lainnya memiliki jarak yang dekat. Situasi tersebut juga lain abolisi dari peran sebuah tata ii kabupaten nan mengatur struktur pembangunan pada sebuah daerah. Dalam neraca yang lebih samudra, sebuah negara sekali lagi dibangun dengan penataan yang ki ajek dan adanya penjatahan zona wilayah untuk perkotaan, industri, pemukiman dan lainnya. Lalu bagaimana sebuah pengelolaan kota mengeset pembangunan serta pengalokasian wilayahnya? Mempelajari Pengelolaan Ruang Kota Pengertian Tata Ulas Daerah tingkat Manfaat Tata Ruang Daerah tingkat Memahami Teori Perencanaan Tata Ruang Daerah tingkat Teori Konsentris Pendistribusian Kawasan Dalam Teori Konsentris Ciri Teori Konsentris Tahap Penataan Kota Berlandaskan Teori Konsentris Initial Stage Secondary Stage Climax Stage Siasat Tentang Penataan Daerah tingkat Mempelajari Pengelolaan Ruang Daerah tingkat Mengapa terserah beberapa provinsi kumuh plong sebuah kota? Kenapa pemukiman berlimpah kebanyakan makin hampir dengan kawasan tepian dari pada sosi kota? Kamu mungkin rangkaian bertanya-tanya demikian ketika mendaras peta atau mempelajari geografi satu wilayah. Jawabannya adalah mungkin kota yang kamu maksud menirukan sebuah pola tata ruang kota. Lantas, apa sih sepatutnya ada tata ira kota itu? Signifikansi Tata Urat kayu Kota Tata ira kota adalah sebuah pola nan digunakan makanya pemerintah bikin melakukan penataan pembangunan plong sebuah kota kendati terorganisasi dengan baik. Adanya penataan ruang kota ini supaya bisa mewujudkan wilayah perkotaan nan strategis, nyaman dan mulia. Sehingga sarana dan prasarana dapat difungsikan secara maksimal maka dari itu para penduduk kota. Makin berbunga itu adanya pengelolaan kota juga memungkinkan distribusi yang baik dan cepat dalam peristiwa kebersihan, kebutuhan produk dan perbaikan atau perawatan secara berkala. Ibarat belajar fisika tata pangsa kota adalah rumusnya, mudahmudahan pemerintah tidak keseleo gelanggang ketika mengerjakan pembangunan. Misalnya pada sebuah program perencanaan pembangunan tahunan tentu adalah sebuah proyek osean nan tak boleh meleset sedikitpun dari ancangan. Maka adanya penataan pangsa kota akan tinggal membantu mereka mendirikan konstruksi yang sesuai dengan arena dan fungsinya. Coba bayangkan, apabila sebuah kota bukan memiliki komplet penataan intern perencanaan pembangunan. Maka yang terjadi merupakan kemacetan dimana-mana, tidak hanya jalanan nan tertentang penuh sesak namun gedung kembali banyak mengalir perlahan-lahan di tempat-panggung tidak strategis, sehingga membentuk semuanya tampak cerai-berai. Misalnya sebuah mall yang harusnya berada di wilayah kota dan industri perkantoran, tapi dibangun di dekat pedesaan ataupun pinggiran. Maka yang mungkin terjadi yaitu mall tersebut tidak akan gempita tamu. Sebab pusat beli awam pedesaan yang sedikit membuat penduduk seputar lebih gemar membeli-beli di pasar. Oleh karena itu, penataan sebuah kota memiliki peranan penting untuk menciptakan menjadikan kota yang nyaman, sani dan taktis. Selain itu ada pula sejumlah manfaat bukan dengan adanya tata ruang ini. Manfaat Tata Ruang Kota Melewati penataan dan pengelolaan kota, sebuah area bisa dimanfaatkan secara maksimal keadaan ini juga memungkinkan adanya pengembangan puas sebuah wilayah di kota. Misalnya pada daerah pabrik yang jauh dari pemukiman gemuk memaksimalkan produksi mereka sebab tidak prosesnya tidak mengganggu penduduk setempat. Ada juga sebuah negeri pedesaan yang banyak menghasilkan biji kemaluan-buahan boleh menjadi desa wisata dan mengembangan potensi desa ataupun penduduk setempat. Selain itu, adanya penataan pangsa ini juga berfungsi bagi pemerataan pembangunan yang setinggi pada seluruh wilayah di kota, memudahkan perencanaan pembangunan serta melicinkan rencana lokasi untuk pemodalan di seluruh daerah kabupaten dan daerah tingkat. Dengan adanya model pengaruh dan pengelolaan ruang ii kabupaten yang baik ini dapat mewujudkan keseimbangan antara wilayah kabupaten dan kota sehingga seimbang dan semakin potensial. Jika kita melalui beberapa ajang di sebuah kota yang mempunyai jalur yang baik, rindang dan hijau karena adanya pepohonan, lampu-lampu jalan yang tersusun rapi, tambahan pula trotoar nan sepan cak bagi pejalan kaki. Semuanya tidak terlepas berasal peranan sistem penataan ii kabupaten ini. sehingga ketika bepergian kamu bisa mengintai bahwa segalanya tersusun rapi dan ekuivalen. Hal ini tentu menjadi pemandangan yang nyaman bagi siapapun yang melewatinya. Alih-alih bikin sekedar keanggunan, sistem penyelenggaraan ruang ini menjadi begitu terdepan kerjakan efektifitas penduduk ii kabupaten. Kronologi menjadi tidak macet, tidak suka-suka warung kaki lima yang tersebar semrawut’ dan masih banyak kepentingan lainnya yang lagi dipaparkan intern taktik mengenai penataan kota berikut. Mengeset Ii kabupaten Melalui Bagan Detail Manajemen Pangsa M. Arszandi Pratama, Dkk Kalau kamu mematamatai pemandangan kota-kota di negara bertamadun, suka-suka satu pertukaran mencolok dengan kota di Indonesia, penataannya. Kota-kota di negara maju sudah jauh kian tinggal memiliki sistem penataan pangsa kota yang politis dan konsisten. Tentu Indonesia seumpama negara gugusan pulau pula mempunyai obstruksi bermula bentuk topografi alamnya, cuma melampaui buku ini kamu bisa mempelajari cara penataan kota layaknya negara maju. Sebab, terserah banyak ii kabupaten di Indonesia yang sedemikian itu potensial kerjakan takhlik pengelolaan ii kabupaten strategis. Memahami Teori Perencanaan Manajemen Ruang Ii kabupaten Seperti yang mutakadim disampaikan, bahwa adanya tata pangsa ii kabupaten ini seperti sebuah rumus bagi pemerintah perencanaan cak bagi mengeset, mengelola dan menghasilkan daerah tingkat yang baik. Maka kehadirannya tidak lekang bermula sebuah teori-teori yang adv minim banyak mempengaruhi sistem penataannya. Salah suatu teori nan terkenal adalah teori konsentris yang menjadi sebuah acuan banyak negara dalam merumuskan cara penataan kota. Teori Konsentris Teori konsentris merupakan sebuah teori pencatuan wilayah yang mana dimulai pecah pusat perkotaan hingga perbatasan yang membentuk sebuah komplet lingkaran atau seperti sebuah gelang. Teori konsentris pertama dicetuskan oleh Ernest W. Burgess nan berprofesi sebagai sendiri ahli sosiologi bawah Amerika Persekutuan dagang. Burgess sebelum menemukan teori tersebut sudah berbuat penelitian terhadap perkembangan daerah tingkat Chicago pada 1920. Menurutnya ii kabupaten tersebut sudah berkembang pesat hingga sreg zona pinggiran nan membentuk sebuah pola-pola. Contoh ini seperti sebuah ikatan lingkaran dimana bagian tengah lingkaran yakni pusat daerah tingkat. Berdasarkan teori konsentris kepunyaan Burgess, sebuah kota terbagi dalam lima kawasan yang mengeliling seperti sebuah lingkaran. Bilang komplet daerah tingkat lian yang sekali lagi menerapkan penataan ruang kota dengan teori konsentris ini adalah London, Kalkuta dan Adelaide. Di Indonesia sendiri rumpil bakal melakukan penataan kota dengan teori konsentris ini sebab topografi tanah yang tidak buruk perut rata. Kondisi pan-ji-panji kita yang telah sejak dahulu mumbung dengan n baruh rendah, dataran strata, gunung, hutan dan lebih lagi terpisahkan laut atau selat menyebabkan kurang memungkinkannya penerapan konsentris ini. Pembagian Negeri Intern Teori Konsentris Jika digambarkan pada sebuah kertas, teori konsentris ini berbentuk seperti kalangan didalam lingkaran yang tersusun privat 5 bagian. Dimana babak terkecil berada ditengah-paruh sebagai pusatnya, dan putaran terbesar berada di sisi paling luar. Sesuai yang nikah digambarkan Ernest W. Burgess, konsentris mengacu pembagian zona atau kawasan di 5 daerah berbeda. Berikut detail penjelasannya bersendikan model. Daerah 1 merupakan Central Business District Pada zona alias distrik ini merupakan area pusat cak bagi kegiatan, yang meliputi segala kegiatan politik, ekonomi, sosial hingga budaya. Semuanya terjadi internal wilayah ini. Maka sreg kawasan satu ini akan ada banyak konstruksi perkantoran, mall, perbelanjaan dan lainnya. Sehingga mungkin kawasan pusat ini akan begitu sibuk seperti kota metropolitan yang bukan rangkaian tidur dan ramai. Kawasan 2 merupakan Zona Peralihan Sehabis keluar dari area menggandar, akan suka-suka kawasan dimana rata-rata merupakan jalan besar, tol, jembatan nan sebagian lautan pemukim sekitarnya ialah orang-makhluk yang tuna wisma. Kawasan 3 yakni Working Men’s Homes atau distrik Pemukiman Pekerja Di kawasan ini sebagian besar orang yang tinggal atau menempati adalah para pekerja. Lazimnya cucu adam yang bekerja akan membidik memilih tempat dahulu yang tidak jauh dari mileu kerja mereka. Biaya hidup cak bagi tinggal di area ini pula condong jauh lebih miring daripada pemukiman elit. Ini kembali dipengaruhi oleh gaji dan pemasukan para pekerja tersebut setiap bulannya. Kawasan 4 ialah Better Residence ataupun Pemukiman Yang Kian Baik Orang-insan yang berada di provinsi ini memusat n kepunyaan finansial nan sekali lagi lebih baik semenjak warga di kawasan tidak. Jaraknya yang jauh berasal daya hiruk pikuk daerah tingkat membuat provinsi pemukiman disini terasa jauh makin nyaman, tenang dan lugu. Maka bukan heran apabila harga bangunan di area ini sekali lagi jauh lebih mahal. Distrik 5 adalah zona penglaju atau Commuters Privat area paling luar dari model guri, biasanya daerah ini bisa jaadi merupakan area pinggiran atau bisa juga merupakan provinsi perbatasan dengan kota atau area enggak. wilayah marginal seperti tepi pantai, persinggahan dan lainnya apabila daerah tingkat tersebut n kepunyaan pantai, atau bisa juga sebuah daerah yang menjadi batas pergantian dua ii kabupaten sama dengan Tangerang dan Depok. Di area 5 ini pada kota dengan kependudukan yang tinggi, pada umumnya n kepunyaan total penduduk minimal padat tinimbang empat provinsi sebelumnya. Situasi ini juga disebabkan karena adanya variasi diversifikasi tiang penghidupan serta radiks para penduduk disana. Ciri Teori Konsentris Apabila sebuah kota dibangun berdasarkan teori konsentris maka kita dapat mengintai sebuah ciri yang sangat kali terjadi pada penempatan teori ini dalam jangka strata. Ciri paling segara adalah di n domestik daerah pusat bisnis, ada kemungkinan terjadinya perluasan zona yang disebabkan Invasi. Jika sebuah daerah tingkat memiliki kemajuan ekonomi yang pesat lain mengerudungi kemungkinan adanya pelebaran kawasan pusat komersial ini kearah asing sehingga membuat daerah perlintasan menjadi semakin sempit. Ini juga memungkinkan adanya kesenjangan tidak seperti timbulnya pemukiman kumuh di antara provinsi siasat. Hal tersebut boleh jadi terjadi karena semakin tingginya ekonomi di sentral takhlik harga tanah dan jenggala menjadi semakin mahal, sehingga akan cak semau penduduk-pemukim di kawasan peralihan yang semakin cacat mampu dan tinggal di ruang ii kabupaten yang kotor. Tahap Penataan Kota Berlandaskan Teori Konsentris Dalam proses perwujudannya, sebuah kota atau daerah dapat memberlakukan penataan ruang kota menggunakan teori konsentris, membutuhkan waktu yang lama serta secara bertahap. Bayangkan cuma apabila kamu menata seluruh ruang dalam rumah saja membutuhkan waktu dan dilakukan secara ajek. Apabila tidak mungkin wujud penataan tersebut tidak akan terjadi sesuai harapan sebab masih ada satu atau dua hal yang terlewat. Kalaupun bisa orang nan melakukannya akan begitu payah. Sedemikian itu pula dengan sebuah ii kabupaten, adanya kota yang nyaman, rapi dan strategis juga merupakan proyek paser panjang dimana pengerjaannya harus kurang demi adv minim. Namun upaya tersebut bisa jadi akan menjadi lebih mudah dan ringan apabila adanya kontribusi berpunca banyak pihak sekali lagi. Singkatnya ada sejumlah tahapan yang diperlukan lakukan mewujudkan teori konstris ini n domestik sebuah daerah. N domestik membangun sebuah provinsi supaya dapat terintegrasi yang mana di tahap semula akan adanya kemunculan kawasan 1 disebabkan oleh adanya dominasi, Invasi, dan konsekusi. Detik istilah ekologis ini kembali sayang disebut-sebut makanya Burgess selama pemaparannya adapun teori konsentris. Menurut Mckenzie seorang ekologis yang juga mendukung teori ini menyatakan bahwa adanya tata kota konsentris sebagian samudra dipengaruhi oleh Invasi yang terbagi pada tiga tahap. Initial Stage Yakni permulaan dimana ada beberapa hal boncel yang memicu terjadinya ekspansi kewedanan. Plong rata-rata ini ditandai dengan adanya suatu kelompok sosial yang memperluas pengembangan geografisnya. Secondary Stage Dalam tahap lanjutan ini kemungkinan akan tiba muncul evakuasi, asimilasi dan seleksi kelompok masyarakat. Umumnya pada kelompok masyarakat tersebut melakukan ekspansi Climax Stage Apabila sudah berada di wilayah bau kencur maka akan unjuk adanya sebuah suksesi sebagai tahap klimaks. Dengan adanya tiga tahap tersebut maka jelas sebuah penataan kota terbentuk secara perlahan-lahan dengan adanya invasi tersebut. Di Indonesia sendiri meskipun masih runyam cak bagi melakukan penerapan teori konsentris ini hanya tidak menutup probabilitas adanya sejumlah perubahan sistem dalam pengelolaan ruang kota selama solusi tersebut lebih baik. Penataan kota ini boleh berjalan dengan baik apabila semua aspek mulai dari pemerintah sampai penduduknya turut serta membantu menjalankan proses penataan kendati bisa berjalan dengan baik dan lancar. Buku Tentang Penataan Kota Tidak hanya sebuah kota saja, lebih-lebih sebuah desa pun memungkinkan memiliki pola penataan biar bertambah indah dan nyaman. Selain teori konsentris ini, sebenarnya masih ada sistem penataan daerah tingkat nan sayang digunakan merupakan dengan sistem sektoral dan inti ganda. Namun apapun teorinya penataan kota ini tidak tanggal semenjak perencanaan pembangunan konstruksi, peletakan yojana atau rimba dan kembali perkiraan kempang transportasi. Semuanya dijelaskan kerumahtanggaan beberapa pokok berikut. Model Perencanaan Hutan Kota Contoh Perencanaan Vegetasi Rimba Kota Mppm Membicarakan sebuah ii kabupaten nan asri dan nyaman tentu lain jauh dari hutan dan taman yang mulai banyak diwujudkan sreg banyak daerah tingkat di Indonesia. Maka melalui buku ini anda boleh memaklumi bagaimana sistem vegetasi untuk hutan di sebuah kota. Penasaran? Dapatkan bukunya yuk! Bagi sira yang bisa jadi mengambil jurusan seperti teknik lingkungan maupun pekerjaan lain nan sedikit banyak berhubungan dengan tata kota, kamu juga bisa mendaras beberapa literasi yang membahas mengenai sistem penataan lega sebuah kota. Berikut ini sejumlah referensi buku yang barangkali dapat membantu anda mempelajari kian banyak tentang penyelenggaraan ruang kota. Tapak Penataan Daerah Bogor Riwayat Kota-Tapak Penataan Wilayah Bogor Litbang Kompas Seni taman Berada Perkotaan Seni taman Produktif Perkotaan SITI NURUL ROFIQO IRWAN Transformasi Ruang Kota Mencari Kesamarataan Sosial-Ekologis Prisma Edisi Konversi Ira Kota Mengejar Keadilan Sosial-Ekologis Tim Prisma Buletin Dengan mempelajari tata ruang daerah tingkat kamu dapat mengenali dan memperkirakan seperti mana apa tata ruang nan ada di ii kabupaten kamu. beberapa kota di Indonesia sama dengan Bogor juga memiliki riwayat penataan kotanya. Seiring berjalannya waktu ira kota semakin berkembang dan kepadatan penduduk kembali akan meningkat. Sehingga kerap ada probabilitas adanya perubahan sistem perencanaan pembangunan. Jika kamu tertarik, kamu bisa mendapatkan buku lainnya sebagai referensi di Gramedia. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital tahun kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir buat memudahkan dalam mencampuri persuratan digital Anda. Klien B2B Bibliotek digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.” Custom log Akses ke ribuan buku bermula penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol taman pustaka Anda Tersedia dalam tribune Android dan IOS Tersuguh fitur admin dashboard bakal melihat laporan kajian Butir-butir statistik lengkap Aplikasi lega dada, praktis, dan efisien
Konsep teori konsentris yaitu perkembangan kota dimulai dari pusat kota, selanjutnya meluas ke pinggiran kota karena penduduk bertambah. Berdasarkan teori Konsentris, struktur keruangan kota dibagi menjadi lima zona, yaitu Zona 1 pusat kegiatan sekaligus sebagai pusat kota Zona 2 terbentuk permukiman kumuh slum area yang berasosiasi dengan daerah miskin dan kriminalitas tinggi Zona 3 dihuni pekerja dan pendatang dengan kualitas permukiman lebih baik dari zona 2 Zona 4 dihuni penduduk dengan tingkat ekonomi menengah ke atas Zona 5 dihuni penduduk yang bekerja di pusat kota dan kembali lagi pada sore hari penglaju Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan jawaban yang tepat adalah A.
Teori Konsentris, Sektoral, & Inti Ganda – Pengantar Menurut sejarahnya, lahirnya suatu kota dikarenakan adanya urbanisasi dari akibat pertumbuhan penduduk, peningkatan kebutuhan, dan pesatnya iptek sehingga bermunculan permukiman-permukiman baru. Kota dapat dikatakan sebagai suatu lokasi yang memiliki pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah di belakangnya. Struktur ruang kota didasarkan pada keanekaragaman penggunana lahan sebagai cerminan dari variasi kebutuhan warganya. Hal ini dikarenakan industri yang menjadi tolak ukur dalam pembentukan struktur kota. Terdapat 3 macam teori struktur ruang kota, yaitu teori konsentris, teori sektoral, dan teori inti ganda. Teori Konsentris Ernest W. Burgess melakukan penelitan untuk Kota Chicago pada tahun 1923. Hasil menunjukkan bahwa perkembangan Kota Chicago membentuk sebuah pola penggunaan lahan yang konsentris dengan fungsi yang berbeda-beda. Teori konsentris meyakini bahwa perkembangan kota dimulai dari pusatnya yang kemudian meluas ke wilayah yang jauh dari pusat akibat peningkatan penduduk. Interaksi antara penggunaan lahan dan manusia, baik dalam segi ekonomi, sosial, ataupun politik membentuk beberapa zona konsentris. Kekurangan dari teori konsentris adalah tidak berlaku di negara selain Amerika Serikat. Contoh kota dengan teori konsentris adalah Chicago, London, Kalkuta, Adelaide, dan sebagian besar kota-kota di Indonesia. Asumsi Teori Konsentris Populasi dengan sosial budaya yang heterogen Industri komersil menjadi basis ekonomi Persaingan ruang untuk zona ekonomi dan ruang pribadi private ownership Perluasan area dan peningkatan populasi kota Transportasi dinilai mudah, cepat, dan murah di setiap zona kota Pusat kota untuk pusat kegiatan ekonomi sehingga ruang di dekat pusat menjadi terbatas dan bernilai tinggi Susunan Ruang Kota Teori Konsentris 1. Zona Pusat Kegiatan Central District Business Ciri-ciri Inti kota Intensitas yang tinggi untuk kegiatan komersil dan pemerintahan gedung perkantoran, pertokoan, dan lain-lain Nilai harga jual atau sewa tanah tinggi Populasi untuk permukiman sangat sedikit Aksesibilitas mudah dan laju orang masuk/keluar jumlahnya besar setiap harinya 2. Zona Peralihan Transition Zone Ciri-ciri Terikat dengan Zona Pusat Kegiatan Populasi penduduknya heterogen dan tidak stabil baik di permukiman atau kegiatan sosial ekonomi Daerah dengan berpenduduk miskin Kualitas lingkungan permukiman memburuk -> sering ditemukan daerah slum atau permukiman penduduk kumuh Dapat diubah menjadi komplek industri manufaktur, perhotelan, apartemen, dan lain-lain -> untuk rencana pembangunan kota Tingkat kejahatan dan penyakit tertinggi di kota 3. Zona Permukiman Kelas Proletar Low-Class Residential atau Workingmen’s Homes Ciri-ciri Kondisi permukimannya lebih baik -> umumnya rumah-rumah kecil atau rumah susun Populasi penduduknya merupakan para pekerja dengan berpenghasilan kecil buruh Transportasi dapat dikatakan masih relatif mudah dan murah menuju tempat bekerja 4. Zona Kelas Menengah Medium-Class Residential Zone Ciri-ciri Permukiman untuk para pekerja dengan berpenghasilan menengah Kondisi permukiman lebih baik dibandingkan kelas proletar -> permukiman horizontal ataupun permukiman vertikal apartemen Lokasinya strategis dengan pusat perbelanjaan sudah hampir sama kondisinya dengan yang berada di pusat kota 5. Zona Penglaju Commuters Zone Ciri-ciri Memasuki daerah belakang hinterland -> daerah batas desa – kota Penduduknya tinggal di pinggiran kota tetapi bekerjanya di kota Biaya transportasi relatif tinggi menuju CBD dibandingkan dengan zona lain Pendapatan penduduknya relatif tinggi Sumber gambar Andrews, 1981 Teori Sektoral Kritik pertama mengenai teori konsentris dilakukan oleh Hoomer Hoyt 1939. Penelitian yang dilakukan oleh Hoyt berdasarkan akan pemetaan rata-rata nilai sewa permukiman untuk setiap blok di setiap kota. Asumsi yang digunakan adalah adanya variasi penggunaan lahan di sekitar pusat kota CBD Zone, lalu berkembang dan masing-masing meluas ke zona lain. Pengelompokkan penggunaan lahan kota menjulur seperti irisan kue tar dan sifatnya lebih bebas. Hoyt juga mengungkapkan bahwa persaingan spasial bukan satu-satunya sumber perkembangan kota, tetapi juga faktor kondisi geografis, rute transportasi, dan kekerabatan sosial. Kelemahan teori ini adalah mengabaikan jenis penggunaan lahan lain selain permukiman. Contoh kota dengan teori sektoral antara lain California, Alberta, Boston, dan Calgary. Asumsi Teori Sektoral Daerah-daerah dengan harga jual atau sewa tanah tinggi biasanya terletak di luar kota Daerah-daerah dengan harga jual atau sewa tanah rendah merupakan jalur-jalur yang memanjang dari pusat ke perbatasan kota Zona pusat sebagai daerah pusat kegiatan Susunan Ruang Kota Teori Sektoral Zona I Pusat Kota Central District Business, meliputi perkantoran, pusat perbelanjaan, dan lain-lain Zona 2 Daerah Manufaktur, terdapat Kawasan industri ringan dan perdagangan Zona 3 Permukiman Kelas Rendah, berada di dekat pusat kota dan terdapat kawasan murbawisma tempat tinggal kaum buruh Zona 4 Permukiman Kelas Menengah, berada agak jauh dari pusat kota atau sektor industri dan terdapat kawasan madyawisma tempat tinggal kaum menengah Zona 5 Permukiman Kelas Atas, terdapat kawasan adiwisma tempat tinggal kaum atas Sumber gambar Andrews, 1981 Teori Inti Ganda Teori konsentris dan sektoral mendapat kritikan yang dikemukakan oleh Chauncy Harris dan Edward L. Ullman 1945. Mereka berpendapat bahwa teori struktur ruang kota tidak sesederhana seperti teori-teori sebelumnya. Teori inti ganda merupakan hasil dari pengamatan yang menunjukkan bahwa sebagian kota besar tidak tumbuh hanya dengan satu inti, melainkan adanya beberapa inti yang terpisah. Inti-inti tersebut berkembang sesuai dengan penggunaan lahannya yang fungsional dan keuntungan ekonomi menjadi dasar pertimbangan. Harris dan Ullman juga berpendapat bahwa perkembangan kota juga melihat kepada situs kota dan sejarahnya sehingga tidak ada urutan yang teratur. Asumsi Teori Inti Ganda Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan beberapa inti CBD adalah sebagai berikut. Perbedaan akan fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, misalnya kegiatan industri Aktivitas yang serupa dapat dikelompokkan bersama untuk keuntungan ekonomi sehingga munculnya beberapa zona khusus untuk perekonomian Aktivitas perekonomian dan nilai pendapatan yang berbeda menyebabkan adanya pemisahan zona untuk tempat tinggal Susunan Ruang Kota Teori Inti Ganda Zona 1 Pusat Kota atau CBD Zona 2 Daerah Grosir dan Manufaktur, digunakan untuk kawasan niaga dan industri ringan Zona 3 Permukiman Kelas Rendah, digunakan untuk kawasan murbawisma Zona 4 Permukiman Kelas Menengah, digunakan untuk kawasan madyawisma Zona 5 Permukiman Kelas Tinggi, digunakan untuk kawasan adiwisma Zona 6 Daerah Manufaktur Berat, sebagai pusat industri berat Zona 7 Daerah Luar CBD, pisat niaga lain di pinggiran kota Zona 8 Permukiman Suburban, merupakan upakota untuk kawasan madyawisma dan adiwisma Zona 9 Daerah Industri Suburban, merupakan upakota untuk kawasan industri Sumber gambar Andrews, 1981 Artikel Teori Konsentris, Sektoral, & Inti Ganda Kontributor Dema Amalia, Alumni Geografi FMIPA UI
Manusia sebagai makhluk sosial sudah tentu memerlukan interaksi baik sesama manusia maupun lingkungan di mana mereka berada. Interaksi yang dilakukan antara manusia dengan lingkungannya menciptakan beragam bentuk pola – pola penggunaan lahan yang cukup beragam. Keberagaman tersebut diakibatkan kondisi lahan yang berbeda – beda, sehingga manusia juga harus memperlakukan lahan tersebut dengan cara yang berbeda lahan untuk membentuk sebuah tata guna lahan harus memperhatikan terlebih dahulu berbagai macam aspek seperti sosial, ekonomi, kebudayaan, adat istiadat, hukum hingga kelembagaan yang nantinya akan berguna dalam membangun rencana tata ruang wilayah ke depannya. Termasuk jika ingin membangun tata ruang untuk wilayah kota yang sudah tentu lebih kompleks jika dibandingkan dengan yang berada di desa. Hingga muncullah berbagai macam teori mengenai struktur ruang kota seperti teori inti ganda, teori konsentris, teori sektoral dan lain sebagainya. Pada pembahasan kali ini akan dibahas secara mendalam mengenai salah satu teori struktur ruang yang banyak diterapkan di beberapa kota di dunia yaitu teori Teori KonsentrisTeori konsentris pertama kali dikemukakan oleh Ernest W. Burgess yang merupakan seorang sosiolog dari Amerika Serikat di mana saat itu melakukan penelitian pada kota Chicago di tahun 1920. Saat itu Burgess berpendapat jika kota Chicago sudah mengalami perkembangan dan juga pemekaran di beberapa wilayah seiring berjalannya waktu serta pertambahan penduduknya. Perkembangan tersebut terus meluas bahkan hingga ke daerah pinggiran. Ia menggambarkan jika pemekaran wilayah yang terjadi di kota Chicago mirip sebuah gelang yang konsentris bisa terjadi di beberapa kota lain seperti yang ada di London, Chicago, Kalkuta, dan Adelaide. Kota – kota tersebut mempunyai lingkungan yang sangat mudah dibangun jalur transportasinya. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri cukup sulit membangun kota dengan menerapkan teori konsentris, mengingat jika kontur alam di Indonesia tidaklah rata, ada banyak pengunungan, lembah hingga sungai serta beberapa daerah dipisahkan oleh lautan. Seperti yang kita ketahui kota merupakan suatu objek di mana di dalamnya terdapat masyarakat dengan kehidupan kompleks dan sudah mengalami proses interrelasi antar manusia dan juga manusia dengan Teori KonsentrisDalam teori konsentris terdapat sebuah ciri utama yaitu adanya kecenderungan, terutama di daerah yang berada di dalam cenderung akan memperluas untuk masuk ke dalam daerah berikutnya ke arah luar. Dalam prosesnya mengikuti sebuah urutan yang dikenal dengan nama rangkaian invasi. Cepat atau tidaknya perkembangan suatu kota tergantung dari laju pertumbuhan ekonomi dan penduduknya. Namun apabila jumlah penduduk cenderung mengalami penurunan, maka daerah yang berada di luar akan tetap sama sedangkan pada daerah transisi mengalami penyusutan ke arah dalam daerah pusat bisnis. Penyusutan yang terjadi di pada daerah pusat bisnis akan menciptakan sebuah daerah kumuh komersial serta perkampungan. Pada teori konsentrik terutama dalam aspek ekonomi, semakin dekat dengan pusat kota maka harga tanah akan semakin Zona Pada Teori KonsentrisBerdasarkan model konsentris yang dikemukakan oleh Burgess, perkotaan terbagi menjadi 5 zona yang melingkar dan berlapis – lapis yakniZona 1 Daerah pusat kegiatan Central Business DistrictZona 2 Zona peralihan Transition ZoneZona 3 Zona pemukiman pekerja Zone of working men’s homesZona 4 Zona pemukiman yang lebih baik Zona of better residencesZona 5 Zona para penglaju Zone of commutersUntuk zona 1 atau daerah pusat kegiatan adalah zona pusat kehidupan segala macam aspek seperti sosial, ekonomi, politik dan budaya. Tidak heran jika di dalam zona ini terdapat banyak bangunan utama untuk kegiatan ekonomi, sosial, politik dan budaya. Tidak heran jika Burgess menyebut zona ini sebagai “The area of dominance”.Untuk menjelaskan teori konsentris, Burgess selalu menggunakan istilah ekologis seperti dominasi, invasi dan suksesi. Oleh McKenzie ekologis ini diperjelas lagi secara terperinci. Menurutnya invasi sendiri terbagi menjadi 3 tingkatan yaituInitial Stage tahap permulaanProses ini ditandai dengan adanya gejala ekspansi geografis yang berasal dari suatu kelompok sosial kemudian memperoleh tantangan dari penduduk yang terkena dampak Stage tahap lanjutanPada tahan ini terjadi persaingan yang diikuti oleh proses displacement atau perpindahan, seleksi dan asimilasi. Pada kelompok yang kalah bersaing akan melakukan ekspansi menuju wilayah lain yang lebih Stage tahap klimakJika sudah berada di wilayah atau daerah yang lemah tersebut maka muncul suksesi baru, pada proses ini sudah memasuki tahap proses ini terus berlanjut sehingga zona melingkar konsentris semakin melebar pada suatu kota. Proses berkembangnya hasil tersebut merupakan “Natural Area” yang memiliki keseragaman sifat untuk setiap zona. Untuk mempermudah penerapan teori konsentris bisa dilihat dari kota 1 Daerah Pusat BisnisSalah satu daerah pusat bisnis yang ada di Jakarta berada di Mangga 2 Town Square. Di sini banyak aktivitas perekonomian terjadi hampir setiap hari mulai dari perkantoran hingga pedagang kaki 2 Daerah PeralihanBisa dikatakan jika daerah ini merupakan tempat bagi orang – orang yang tidak memiliki tempat tinggal, seperti pengemis yang tinggal di bawah jembatan. Sudah dipastikan jika lingkungan di sana jauh dari kata layak dan sehat untuk dijadikan tempat 3 Daerah Pemukiman PekerjaPara pekerja yang bekerja di daerah sekitar Menteng di Jakarta Pusat biasanya akan memilih tempat tinggal yang sederhana atau tidak jauh dari tempat kerjanya. Karena ini disesuaikan dengan pendapatan atau upah yang mereka peroleh dan kemampuan mereka untuk menyewa tempat tinggal 4 Daerah Pemukiman Yang Lebih BaikBerbeda dengan zona 3, daerah pemukiman di sini lebih baik dan biasanya berada di wilayah kompleks perumahan seperti di Kelapa Gading. Di kompleks perumahan ini hanya ditempati oleh golongan dengan panghasilan menengah ke atas seperti 5 Daerah Para PenglajuBiasanya daerah ini berada di luar wilayah Jakarta seperti Tangerang dan Depok. Kedua tempat tersebut mempunyai jumlah penduduk yang cukup padat dengan keragaman jenis pekerjaan serta kualitas tempat tinggal yang berbeda pula tergantung dari tingkat pendapatan. Tidak heran jika memasuki jam kerja seperti pagi dan sore, kemacetan lalu lintas tidak dapat penjelasan mengenai teori konsentris. Semoga informasi di atas dapat menambah pengetahuan tentang tata ruang kota berdasarkan teori konsentris.
dalam teori konsentris inti kota merupakan zona