di hari ini ada dua hati

JAKARTA Mulai hari ini, Selasa (26/7/2022), akan diberlakukan sistem contraflow atau pengalihan jalur di ruas jalan tol di ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka).. Contraflow dilakukan mulai dari Km 252+500 hingga Km 254+200 atau sepanjang 1,7 kilometer.. Dilansir dari akun Instagram Badan Pengatur Jalan Tol Bacajuga: Ada Potensi Serangan KKB, Pekerja di Pegunungan Bintang Papua Diminta Lebih Waspada. Ia menuturkan, situasi seperti itulah yang membuat aparat dan pemerintah sering dianggap lambat menangani KKB. Padahal, yang dilakukan aparat di sana didasari oleh kehati-hatian. "Mereka (KKB) melanggar hukum dengan brutal, kita berhati-hati BANJARMASINPOSTCO.ID - Berikut harga minyak goreng hari ini di Alfamart dan Indomaret Minggu 7 Agustus 2022. Buruan cek untuk harga minyak goreng. Pasalnya ada diskon untuk beberapa merek minyak goreng. Selain itu diskon harga minyak goreng tak hanya untuk satu merek namun ada beberapa merek. SURYAMALANGCOM - Simak jadwal bola hari ini Rabu 20 Juli 2022 yang disiarkan langsung di stasiun TV maupun via live streaming.. Pada jadwal bola hari ini terdapat pertandingan di luar dan dalam negeri yang akan berlangsung hari ini Rabu, (20/7/2022).. Seperti Liga Premier Inggris, LaLiga Spanyol, Bundesliga Jerman, Liga Champions hingga UEFA Liputan6com, Jakarta - Ada suatu pengakuan mengejutkan di antara para pemain Manchester United atau MU. Brandon Williams mengaku iri hati terhadap Mason Greenwood dan James Garner selama masa-masa awal waktunya di akademi MU. Padahal, saat ini, Williams dipandang sebagai salah satu pemain MU yang paling menjanjikan setelah menembus tim mở bài trong bài văn kể chuyện lớp 4. CHORD KUNCI G Verse G C G Di hari ini ada dua hati G A D Dipertautkan dalam kasih Tuhan C G Em Di hari ini dua cincin yang diberkati Am7 A D Menyatukan kasih yang sempurna Chorus G D Kasih itu panjang sabar dan tiada berkesudahan Am D G D Kasih itu tiada cemburu G G7 C Kasih itu murah hati setia dan rela berkorban C A7/C G/D Em Am D G Selamat berbahagia kami ucapkan C Bm Em Yang telah dipersatukan oleh Tuhan Am D G Jangan diceraikan manusia CHORD KUNCI C Verse D G D Di hari ini ada dua hati D E A Dipertautkan dalam kasih Tuhan G D Bm Di hari ini dua cincin yang diberkati Em7 E A Menyatukan kasih yang sempurna Chorus D A Kasih itu panjang sabar dan tiada berkesudahan Em A D A Kasih itu tiada cemburu D D7 G Kasih itu murah hati setia dan rela berkorban G E7/G D/A Bm Em A D Selamat berbahagia kami ucapkan G Fm Bm Yang telah dipersatukan oleh Tuhan Em A D Jangan diceraikan manusia BACA JUGA Selamat BerbahagiaDi hari ini ada dua hatiDipertautkan dalam kasih TuhanDi hari ini dua cincin yang diberkatiMenyatukan kasih yang sempurna Kasih itu panjang sabarDan tiada berkesudahanKasih itu murah hatiSetia dan rela berkorbanSelamat berbahagia kami ucapkan Share Lirik Lagu Hari Ini – Hael Husaini merupakan lirik lagu terbaru yang disenaraikan di dalam website ini untuk Hael Husaini. Berikut merupakan rangkap awal untuk lirik lagu ini [Ditetapkan hari ini kau ku miliki, Digenggam erat tangan jangan kau lepasi, Dan tiba masanya untuk kita, Melangkah bersama-sama]….. Untuk lirik lagu penuh, adalah seperti yang dipaparkan di bawah. Di website ini, kami hanya memaparkan lirik lagu dan juga video klip lagu jika ada dari youtube. Anda juga boleh membuat carian ataupun pembelian di media streaming online seperti JOOX, Spotify, iTunes, KKBOX, Deezer dan lainnya. Lirik lagu penuh Hari Ini dari Hael Husaini adalah seperti berikut —————– Ditetapkan hari ini kau ku miliki Digenggam erat tangan jangan kau lepasi Dan tiba masanya untuk kita Melangkah bersama-sama Di hari ini kau ku cintai Moga kan selamanya abadi sejati Di hari ini aku lelaki Di samping wanita yang ku gelar isteri Ditatap erat wajah jangan kau tangisi Dan tiba masanya untuk kita Melangkah bersama-sama Di hari ini kau ku cintai Moga kan selamanya abadi sejati Di hari ini aku lelaki Di samping wanita yang ku gelar isteri Hingga ke hari ini selamanya Biar sampai ke hujung usia Di hari ini kau ku cintai Moga kan selamanya abadi sejati Di hari ini aku lelaki Di samping wanita yang ku gelar isteri Janji ku pada mu Hari ini kau milik ku Ditetapkan hari ini kau ku miliki Video Klip Lagu Hari Ini – Hael Husaini Nota Website lirik lagu ini tidak menyediakan sebarang link untuk download lagu mp3 Hari Ini – Hael Husaini samada dalam format mp3 atau sebarang format audio yang lain. Untuk pembelian lagu sila beli melalui laman media streaming yang sah, atau pun apa-apa saluran lain yang dibenarkan oleh undang-undang dan mengikut saluran yang betul. Paparan lirik lagu Hari Ini – Hael Husaini didalam website ini adalah untuk tatapan umum dan setiap lirik lagu adalah hak milik sepenuhnya empunya pencipta lirik / syarikat rakaman. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tahukah kau, sesungguhnya... ada dua hati yang patah di ruangan ini?Hari 1Perlahan aku duduk di sisinya, sementara dia tak bergeming. Hanya memandang kosong pada ombak yang bergelung ke pantai, buih putih keruh menyapu ujung – ujung kakinya yang termanikur merah rapi sebelum kembali terseret ke laut begitu, memandangi ombak sampai langit merah menjadi hitam. Angin malam mulai tajam menusuk paru paruku yang rapuh berkarat, dan nyamuk mulai berpesta menggigit betisnya yang putih basah dan aku tahu, dia akan terus diam. Tak beranjak, tak bicara, hampir tak mengedip, bahkan dari jauh seperti tak bernapas. Seperti saat aku melihatnya dari balik kaca rumahku, beberapa jam yang lagi dia... pikirku saat itu. Perempuan itu termenung di pasir seperti onggokan rumput laut yang mati, kusut masai dan jujur setengah hatiku ingin ombak besar menggulung tubuh mungilnya pergi, jadi aku tak perlu terbebani untuk perduli. Boleh saja kalau mau berkomentar aku ini tak punya hati, tapi kurasa laki laki paling sabar pun akan naik pitam bila hal ini terjadi berulang begitulah... Setiap tahunnya aku selalu menemukannya duduk diatas karang tak perduli hujan ataupun air pasang, dalam kurun waktu 6 tahun ini, dari saat pertama aku menempati rumah pinggir pantai ini, yang kubeli karena kuingin menyepi. Ironisnya yang kudapatkan bukan pencerahan atau menghasilkan karya spektakuler dari otakku yang buntu ini aku malah sibuk mengurusi dia, si peri patah Kay, mungkin kependekan dari Katherine, atau Katerina. Aku bahkan tidak yakin bagaimana menulisnya, bisa Kay, Key atau hanya K? Entahlah, hanya itu yang dia sebut dulu saat pertama kali terdampar di pantai depan rumahku. Tubuhnya mungil dan ringan, sehingga mudah saja aku membopongnya saat malam jadi terlalu gelap dan aku sudah tidak tahan dengan diamnya yang begitu membatu. Seperti sekarang, dengan tulangku yang mulai menua ternyata masih mudah saja aku mengangkat tubuhnya, dan juga seperti dulu, dia tidak pernah berontak atau pun menolak. Sepertinya memang itu yang dia harapkan, aku tak terlalu perduli, yang penting aku tak mau menghabiskan malamku dengan masuk angin.“Siapa dia kali ini?” tanyaku dari dapur dengan suara keras sembari menyeduh dua cangkir coklat hangat yang kusiapkan beserta semangkuk penuh marshmallow yang aku tahu akan tandas olehnya. Bibirnya sedikit membiru, campuran masuk angin dan kedinginan berat jadi aku ragu apakah dia mampu menjawab pertanyaanku. Sama seperti aku, semestinya Kay pun mulai menua walau aku tak pernah bisa menebak berapa usianya. Mungkin sekitar awal 30an, tapi itu tebakanku 6 tahun yang lalu. Ternyata 6 patah hati tidak meluruhkan binar masih sama, dengan rambut ikal sepunggung, tulang pipi tinggi, sedikit kerutan di ujung tarikan senyumnya dan kerlingan cahaya di mata sipitnya. Sementara rambutku mulai memutih, dan kulitku mulai sedikit kendor. Di perutku mulai muncul lipatan daging yang bahkan 100 sit up setiap pagi tak mampu meratakannya. Ada cahaya yang begitu menghanyutkan di mata Kay, seperti menyimpan misteri, pandangan mata yang walau menuju ke arahmu namun sewaktu – waktu seperti melantur ke negeri jauh. Mungkin cahaya itu yang membuatnya selalu tampak muda, seperti waktu terkunci abadi, melewati perempuan ini namun tak menggerusnya. Mungkin dia lelembut pantai, atau peri yang datang mengganggu anak Adam yang banyak berdosa seperti apa Peri bisa patah hati?Karena Kay hanya datang bila patah hati, untuk yang satu ini aku yakin dia tidak menipuku. Dia akan tetap diam, bergelung di sofa ruang tamuku dan bersembunyi dibalik bantalan sofa raksasa hampir sebesar tubuhnya. Mencelupkan marshmallow ke coklat panasnya sampai tandas pun tetap membisu, sementara biasanya aku akan mulai bermonolog sambil duduk disampingnya tentang “how to heal a broken heart” atau topik garing apa pun yang mampir ke otakku hanya karena tak tahan dengan tinggal menunggu... karena sesudah coklatnya habis maka habis pula diamnya. Kay akan menaruh cangkirnya dan perlahan berbalik memelukku, menyandarkan kepalanya di dadaku dan mulai bercerita tentang patah hatinya. Maka aku akan tahu seperti apa lelaki itu, kisah bahagia mereka tanpa pernah tahu mengapa kisah cinta mereka berakhir. Cerita Kay tak pernah sepanjang itu, selalu menggantung. Lalu sebelum usai berkisah dia akan menatapku, berharap aku mampu menebak akhir kisah tragisnya. Aku tak pernah tahu, maka aku itu dadaku akan basah oleh air matanya, yang tak berhenti sampai dia tertidur kelelahan. Sementara aku hanya bisu, membiarkan dadaku hangat oleh tangis dan tubuhnya, menahan gejolak laki-lakiku untuk lebih jauh merengkuhnya. Lalu tubuhku akan kaku, membiarkannya tertidur di dadaku, sebelum kurebahkan tubuh mungilnya di sofa. Diantara tumpukan bantal besar itu dia terlihat begitu rapuh, tanpa kerlingan sinar matanya kini aku mampu melihat kerutan samar wajahnya yang menua. Lalu aku akan masuk ke kamarku yang dingin, menunggu pagi memikirkan Kay yang patah hati, jepretan gambar lelaki dalam kisah cintanya, otakku yang berkarat dan buntu, bahuku yang letih dan mengapa wangi rambut Kay selalu membuat dadaku 2Seseorang menarik korden dengan keras, menimbulkan suara yang memekakkan telinga, penuh dengan kesengajaan. Kubenamkan kepalaku dibalik tumpukan bantal, berusaha meredam ngilunya suara decitan dan cahaya pagi yang menyeruak tangan mungil Kay menyentakkan bantal bantal disekelilingku, tak mengindahkan gerutu maupun protesku. Dibuangnya semua bantal dan selimut ke lantai, hingga akhirnya aku menyerah kalah dan bangkit mengikutinya menuju ke dapur, dimana bau scrambled egg dan sosis menguar keseluruh sudut kopi panas yang disodorkannya sembari duduk bersandar pada bar, berusaha membuka mata dan mengumpulkan kesadaran yang sepertinya tercerai berai diamuk perasaanku yang tak tentu yang selalu terjadi setiap kali wanita ini datang, aku akan menghabiskan malamku dengan jantung berdebar yang membuat hatiku ngilu. Maka mataku akan nyalang, sementara otakku memutar setiap episode patah hati Kay, sungguh sebenarnya aku mendendam padanya. Cerita pilu Kay, tangisannya dan kemunculannya yang tiba – tiba selalu menguras energiku, membuat otakku buntu bahkan untuk berbulan – bulan setelah dia belum sempat aku menuntaskan sungutan dalam hatiku, menyalahkannya atas semua kemalangan hidupku, tiba – tiba aku tersadar. Kay sedang berdiri menatapku, berdiri dengan cangkir kopi yang diatupkan di kedua tangannya, kepalanya meneleng ke kiri, matanya berkerling nakal, dan bibirnya mengulum senyum, seperti berusaha menahan tawa. Mata sipit dan senyumnya yang hangat begitu kontras dengan dapur abu – abu putihku yang dingin dan beku seperti moodku pagi ini. Tubuhnya yang mungil berbalut kaos belelku yang menggantung sampai ke lutut, yang tentunya diambilnya dari lemariku tanpa ijin. Lemari yang dibukanya saat menyelinap ke kamar tidurku saat ku pulas, kemungkinan besar dengan air liur yang membasahi bantalku. Pikiran itu membuatku gusar.“Apa yang lucu?” hardikku tajam. Semakin gusar karena Kay seperti tidak terpengaruh oleh hardikanku. Dengan santai dia melenggang mendekatiku, dengan ekspresi wajah menahan geli. Aku masih bersungut gusar, namun tak bisa lepas mengikuti geraknya. Dengan santai dia berdiri dekat lututku, menaruh kopinya perlahan, lalu mengambil cangkir kopi dari tanganku dan menaruhnya kedua cangkir itu berdampingan. Gerakan yang begitu santai dan biasa, namun menyihirku sehingga aku bahkan lupa akan terhenti sejenak saat dia merapatkan wajah mungilnya sangat dekat pada wajahku. Dikatupkan tangannya pada kedua belah pipiku, memaksaku untuk menatap mata sipitnya yang menyelidik.“Kamu terlihat patah hati...” gumamnya setelah beberapa saat hanya diam memandangiku.“Huh?” aku gelagapan mendengar pertanyaannya yang tak terduga.“Kamu...” ulangnya lagi, “sedang patah hati?”Aku yang tadinya gelagapan dipegangi wajahnya begitu dekat menjadi jengkel tak ketulungan. Kecil – kecil tapi begitu mengganggu perempuan yang satu ini. Dengan gusar kujauhkan wajahku dari katupan tangannya dan buru – buru meraih cangkir kopiku, meneguknya dengan gerakan ekstra pelan, agar terhindar dari tatapan matanya yang seperti ingin ini diam menunggu kopiku habis, sementara dadaku berdegup dan otakku semakin lamban berpikir. Selalu begini. Setiap berada didekatnya aku merasa seperti invalid, lumpuh fisik maupun mental, dan aku benci itu.“Atau kamu memikirkan patah hatiku?” gumamnya lirih, entah bertanya atau hanya bicara pada dirinya hanya diam tak menjawab. Senjata ampuh untuk mengakhiri percakapan dengannya adalah diam dan mengambil surat kabarku, lalu membentangkannya dengan lebar di depanku, sehingga aku tak perlu lagi melihat wajah mungil menjengkelkannya terus berpura – pura membaca, bahkan saat aku menangkap gumaman lirihnya yang mengejutkan.“Bram sayang... Aku mencintaimu.”Aku berhenti membaca. Tetap beku dengan surat kabar membentang menghalangi kami. Sekuat hati aku menahan keinginanku untuk melihat wajahnya, namun aku tahu kata – kata Kay tadi tak lebih dari khayalanku semata. Hmmm... aku mulai semakin gila, pikirku jengkel. Kehilangan tidur, cerita pilunya, amarah terpendamku yang membakar sudah melesatkan level sintingku dari “medium to advance madness” pikirku tahu untuk dapat kembali berpikir waras aku harus menjauhinya, maka aku tetap diam. Hanya perlahan bangkit dan menepuk pundaknya lembut sebelum berjalan kembali masuk ke kamarku, menguncinya agar dia tak bisa mengganggu semua korden kamar, membuatnya menjadi gelap seperti malam. Ah... begini lebih baik, desahku lega. Tanpa pengakuan halusinasi Kay, curahan patah hatinya, kerling sipitnya yang menyudutkan, kopi panasnya yang memabukkan, dan wangi rambutnya yang membuat dadaku sesak. Aku tak akan keluar kamar sebelum dia pergi, putusku sambil tak lupa menelan beberapa butir pil tidur lalu bersembunyi dibalik bantal dan selimut ke -5Perlahan aku membuka pintu kamarku. Hanya ada putih yang begitu menyilaukan, juga deburan ombak yang buih putihnya memercik dari balik kaca besar ruang tamuku. Sofa abu – abu dengan bantalan putih yang sudutnya rapi tak bercela. Bau karbol menyengat hidungku, tajam namun memberikan kesan yang familiar namun sudah pergi. Ruangan ini kembali anehnya... dengan gusar aku menyadari sesuatu. Masih ada hati yang patah di ruangan ini. Tapi hati siapa?Kay’s Diary Bram masih belum mampu mengingatku. Bahkan saat aku bercerita tentang kenangan – kenangan kami dahulu, tak ada reaksi apa pun yang menunjukkan bahwa dia pernah ada dalam situasi yang sama. Namun aku yakin hatinya tahu, bahwa dia mencintaiku. Siapa pun aku, betapa pun asingnya keberadaanku di dekatnya. Aku yakin itu...Dia mengurung diri di kamar begitu lama, kembali memaksaku untuk menjauhi lingkaran nyaman semunya. Namun aku akan menunggu, dengan patah hatinya yang juga patah itu mengenaliku. Jangan khawatir Bram, aku mencintaimu, wife - Kayna Lihat Cerpen Selengkapnya Psalm 1004-5 Enter His gates with thanksgiving and His courts with praise; give thanks to Him and praise His name. For the LORD is good and His love endures. Categories Categories Visit Our Sponsors Artists Bobby Casting Crowns Chris Tomlin Dewi Guna Don Moen Edward Chen Franky Franky Sihombing Giving My Best Gloria Trio GMB GMS Worship Herlin Pirena Hillsong Worship Hosana Singers Jacqlien Celosse Jason Jeffry S. Tjandra Jeffry Tjandra Jonathan Prawira JPCC Worship JPCC Worship Youth Maranatha Kids Maria Shandi Michael W. Smith NDC Worship Nikita Niko Planetshakers Regina Pangkerego Robert & Lea Sari Simorangkir Sidney Mohede Sound Of Praise Symphony Worship Talenta Singers The Joslin Grove Choral Society True Worshippers True Worshippers Youth TW TW Youth UX Band Wawan Yap Welyar Kauntu Yehuda Singers Links Christian Forum Christian Lyrics Jual Apartemen Kost Jakarta Sewa Apartemen Sewa Rumah Tempat Usaha Pencarian Terakhir selamat dan bahagiathankdi tangan musukacita ada di rumah tuhanlindungholy holy godsdon moenberapa pun hargasmith

di hari ini ada dua hati