daftar nama wali allah di indonesia
Jumlah313 Nabi, Urutan Wajib Di Ketahui 25. Dari 313 Rasul itu, Allah pilih 25 dari mereka menjadi Rasul pilihan. Dan nama mereka (25 orang) diabadikan dalam Al-Qur'an. Dari 25 Rasul pilihan tersebut pula. Allah memilih 5 dari mereka menjadi Nabi Ulul Azmi, sebagai permata umat manusia sampai akhir zaman. Dari 25 Nabi Wajib, 5 Orang Ulul Azmi
RijalulGaib adalah makhluk ciptaan Allah yang kasat mata/tidak tampak oleh mata manusia Amalan ini berguna untuk bertemu dan bersahabat dengan orang-orang suci/wali yang biasanya disebut Rijalul Ghaib Tugasnya adalah untuk menjalankan perintah Allah dalam membantu manusia memenuhi segala kebutuhannya The voice then furthers add on that this
Walisongo adalah tokoh Islam yang dihormati di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, karena peran historis mereka dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Artikel ini akan membahas daftar nama 9 wali songo beserta nama asli dan asalnya yang menyebarkan agama Islam di Indonesia. Baca Juga: Hasil Kebudayaan Masyarakat Nusantara pada Masa
NamaWalad adalah rekomendasi terbaik untuk para orang tua beragama muslim karena bermakna baik dan indah, sesuai dengan syariat menurut Al-Qur'an. Selain unik, nama Walad juga terdengar sangat keren dan modern. Nama yang bermula huruf W dengan akhiran D ini cocok dirangkai menjadi nama depan, nama tengah, maupun nama panjang atau nama belakang.
Ilustrasi Laut lepas (Foto: The Jakarta Globe) CLOSE. Ini kisah yang turun temurun diceritakan tentang karomah wali Allah yang bisa berjalan di atas air dan mengangkat kapal yang tenggelam. Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan siap mengarungi samudera, meninggalkan pelabuhan di Mesir.
mở bài trong bài văn kể chuyện lớp 4. Jakarta - Wali songo atau biasa disebut juga wali sanga adalah sebutan untuk 9 orang wali yang berperan penting dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia. Wali songo sangat terkenal di pulau Jawa, namun tak banyak yang tahu nama asli para ulama penyebaran agama Islam di Jawa terjadi saat keruntuhan Kerajaan Majapahit yang disusul dengan berdirinya Kerajaan Demak. Saat itu, wali songo sebagai ulama penyebar agama Islam memiliki wilayah penyebaran masing-masing berikut dengan bukti harfiah wali songo memiliki makna sebagai seseorang yang telah mencapai derajat tinggi dan memiliki pengetahuan agama yang baik. Masyarakat Jawa kerap menyebut wali songo sebagai sunan. Dalam bahasa Jawa, Sunan kerap dikaitkan sebagai sebutan untuk orang yang dari buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas XII karya Drs. Imam Subchi, MA, disebutkan bahwa Wali Songo artinya sembilan orang yang telah mencapai tingkat wali, suatu derajat tingkat tinggi yang mampu mengawal babahan hawa sanga mengawal sembilan lubang dalam diri manusia, sehingga memiliki peringkat 9 orang wali yang nama-nama setiap wali ini biasanya disesuaikan dengan tempat tinggalnya. Sebut saja misalnya Sunan Ampel, Sunan Bonang hingga Sunan Kalijaga. Setiap wali memiliki peran masing-masing dalam menyebarkan agama Islam khususnya di pulau Maulana Malik Ibrahim Sunan GresikNama aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim. Diperkirakan lahir di Uzbekistan, Asia Tengah. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni Desa Sembalo, desa yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar. Lokasinya sekitar 9 kilometer arah utara Kota Maghribi meninggal pada tahun 1419 usai membangun pondokan yang digunakan sebagai tempat belajar agama di Leran. Makamnya terdapat di kelurahan Gapurosukolilo, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Hingga saat ini makam Maulana Maghribi masih kerap disambangi para peziarah dari berbagai Sunan AmpelSunan Ampel memiliki nama asli Raden Rahmat dan ia merupakan putra dari Syekh Maulana Malik Ibrahim. Sunan Ampel datang ke Pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama adiknya Sayid Ali Ampel diambil dari daerah bernama Ampel Denta, daerah rawa yang dihadiahkan raja Majapahit kepadanya. Di tempat inilah, ia memulai aktivitasnya mendirikan pesantren Ampel Denta, dekat dengan Surabaya. Ia wafat pada tahun 1491 M dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Sunan BonangSunan Bonang adalah anak dari Sunan Ampel atau cucu dari Maulana Malik Ibrahim. Nama asli Sunan Bonang adalah Raden Makdum Ibrahim. Mulanya, ia berdakwah di Kediri yang mayoritas penduduknya beragama menetap di Desa Bonang, Lasem, Jawa Tengah. Di sana, Sunan Bonang mendirikan pesantren yang dikenal sebagai Watu Layar. Ia kemudian wafat pada tahun 1525 M dan dimakamkan di Tuban, sebelah barat Masjid Sunan DrajatNama asli Sunan Drajat adalah Raden Qasim yang kemudian mendapat gelar menjadi Raden Syarifuddin. Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470 Masehi. Dia adalah putra dari Sunan Ampel yang terkenal karena kecerdasannya. Ia juga saudara dari Sunan Drajat berdakwah di sebuah desa bernama Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Nama desa inilah yang kemudian dijadikannya sebagai sebutan Sunan Drajat. Semasa menyebarkan agama Islam, ia mendirikan mushola atau surau yang dimanfaatkan sebagai tempat Sunan GiriSunan Giri adalah nama salah seorang wali songo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton. Sunan Giri memiliki nama asli Maulana 'Ainul Yaqin. Sunan Giri juga memiliki beberapa nama panggilan, diantaranya Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko terkenal di daerah Gresik, Jawa Timur. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Meskipun berada di Gresik, tetapi pengaruh ajaran Islam dari Sunan Giri bisa sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi bahkan Maluku.
Daftar nama 9 wali songo beserta nama asli dan asalnya. - Kids, apakah kamu tahu daftar nama 9 wali songo beserta nama asli dan asalnya? Wali songo adalah tokoh Islam yang dihormati di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, karena peran historis mereka dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Artikel ini akan membahas daftar nama 9 wali songo beserta nama asli dan asalnya yang menyebarkan agama Islam di Indonesia. Baca Juga Hasil Kebudayaan Masyarakat Nusantara pada Masa Pengaruh Islam, IPS Kelas VII SMP Wali Songo berasal dari kata Wali yang berarti "orang yang dipercaya" atau "orang yang ditugaskan" sedangkan kata Songo dalam berarti nomor sembilan. Peran wali songo adalah sebagai ulama penyebar agama Islam yang mempunyai wilayah penyebaran masing-masing berikut dengan bukti dakwahnya. Berikut ini ulasan mengenai daftar nama 9 wali songo beserta nama asli dan asal mereka. Simak, yuk! Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Penjelasan Tentang Sejarah Wali Songo atau Sembilan Wali Lengkap Beserta Silsilah, Nama Asli, Lahir Dan Wafatnya. Assalammuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, berikut ini pembahasan sejarah Wali Songo, akan dibahas secara rinci satu persatu nama-nama asli para wali beserta tahun lahir dan wafatnya, untuk lebih lengkap mari simak penjelasan di bawah ini. Wali Songo adalah berasal dari kata “Wali “ dan “Songo” sebuah kata yang berasal dari tanah Arab yang berarti “ Waliyullah” yang mencintai Allah dan dicintai Allah swt. Sedangkan “ Songo” kata yang berasal dari tanah Jawa yang berarti Sembilan jadi Wali Songo adalah Sembilan Waliyullah, dan para wali tersebut memiliki masing-masing karomah yang diberi oleh Allah SWT. Wali Songo adalah tokoh penting dalam penyebaran agama islam di Indonesia khusus nya di tanah jawa pada abad ke-14 di mulai saat berakhirnya kerajaan hindu dan budha serta untuk memulai era kebudayaan agama islam. Wali Songo berdakwah dan mengajak masyarakat Indonesia untuk masuk dan mengikuti ajaran agama islam tanpa paksaan dalam berdakwah mereka, setiap wali atau sunan memiliki wilayah masing-masing dalam penyebaran ajaran agama islam hingga tersebarnya agama islam di negeri kita tercinta ini. Nama Wali Songo Sunan Gresik Sunan Ampel Sunan Bonang Sunan Drajat Sunan Kudus Sunan Giri Sunan Kalijaga Sunan Muria Sunan Gunung Jati Nama Wali Songo Gambar Wali Songo Sesuai namanya yang kita ketahui yaitu Wali Songo berarti Sembilan Waliyullah, maka akan disebutkan urutan-urutannya beserta nama asli para Wali Songo tersebut yang perlu anda ketahui Sunan Gresik Gambar Sunan Gresik Sunan Gresik merupakan sunan yang pertama kali serta guru dari para wali dan beliau merupakan yang tertua dari para Wali Songo dalam menyebarkan ajaran agama islam di negeri kita tercinta ini. Sebelum beliau menyebarkan ajaran agama islam lalu hijrah ke tanah jawa tepatnya dipulau jawa yaitu gresik beliau menikahi seorang putri raja serta memiliki dua putra yaitu Sunan Ampel Raden Ahmad yang kelak meneruskan sepeninggal Sunan Gresik serta Raden Santri Rasyid Ali Murtadha Lalu siapa nama asli sunan Gresik ? beliau tepatnya bernama asli “ Maulana Malik Ibrahim” yang berasal dari negeri Champa untuk datang ke Indonesia tepat nya di gresik yang ditemani para sahabatnya berdakwah tepat nya berada di desa sembolo sekarang bernama desa Leran kecamatan Manyar sebelah utara kota Gresik. Selama dalam misi dakwah menyebarkan ajaran agama islam beliau berdagang serta bercocok tanam dan banyak masyarakat bersimpati lalu mengikuti ajaran dan arahan beliau,serta beliau mendirikan masjid dan pondok-pondok pesantren. Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim wafat tahun 1419 tepatnya didesa Leran,Manyar kota Gresik yang dimakamkan bertepat di desa Gapura kota Gresik,Jawa Timur. Baca Juga Sejarah Kerajaan Banten Sunan Ampel Gambar Sunan Ampel Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, beliau lahir di Champa 1401 masehi, putra dari Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim Sunan Ampel menikah dengan Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila, beliau penyebar ajaran agama islam tertua di pulau jawa, pesantrennya berada di Ampel Denta, Surabaya. Sedangkan Dewi Condrowati ini merupakan putri dari adipati Tuban yaitu Arya Teja, Sunan Ampel juga menikah dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning, hasil dari pernikahannya dengan Dewi Condrowati berputra-putri Raden Makhdum Ibrahim Sunan Bonang, Siti Syari’ah, Raden Qasim Sunan Derajat, Sunan Sedayu, Siti Mutma’innah, dan Siti Hafsah. Sedangkan dari pernikahan dengan Dewi Karimah berputra-putri Dewi Murtasiyah yang juga merupakan istri dari Sunan Giri, Dewi Murtasimah Dewi Asyiqah yang juga merupakan istri dari Raden Fatah, Raden Husamuddin Sunan Lamongan, Raden Zaenal Abidin Sunan Demak, Pangeran Tumapel dan Raden Faqih Sunan Ampel 2. Saat tahun 1443 Sunan Ampel datang ke pulau Jawa menemui bibinya Dwarawati, Dwarawati sendiri adalah seorang putri Champa yang menikah dengan raja Majapahit bernama Prabu Kertawijaya. Dalam berdakwah menyampaikan ajarannya Sunan Ampel terbilang cukuplah unik, masyarakat mengenal ajarannya dengan sebutan Moh Limo, yaitu Moh Main jangan main judi, Moh Ngombe jangan minuman keras, Moh Maling jangan maling, Moh Madat tidak mengkonsumsi narkoba, Moh Madon jangan berzina. Tujuan dakwah Sunan Ampel tersebut bertujuan untuk memperbaiki kerusakan akhlaq masyarakat pada saat itu, lalu ditahun 1479 M Sunan Ampel mendirikan Masjid Agung Demak, kemudian beliau wafat tahun 1481 dikota demak, dimakamkan sebelah Masjid Ampel, Surabaya. Baca Juga Kerajaan Islam Tertua di Indonesia Sunan Bonang Gambar Sunan Bonang Sunan Bonang lahir ditahun 1465, beliau termasuk wali songo, bernama asli adalah Maulana Makhdum Ibrahim merupakan putra dari Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila. Sunan Bonang sendiri sempat mempelajari agama islam hingga ke Malaka di daerah Pasai, lalu kemudian beliau pulang ke Tuban dan berdakwah disana, bertujuan untuk menyebarluaskan ajaran agama islam. Metode dakwah yang beliau sampaikan dengan cara seni musik agar menarik masyarakat, hingga melahirkan sebua karya seni seperti tembang wijil , tombo ati hingga kesenian lain seperti gamelan dan rebab. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 masehi dan dimakamkan dikota Tuban. Baca Juga Kerajaan Kutai Sunan Drajat Gambar Sunan Drajat Wali Songo Selanjutnya adalah Sunan Drajat, Sunan Drajat bernama asli Raden Qosim, yang merupakan putra bungsu dari Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, beliau juga merupakan saudara dari Sunan Bonang, beliau Sunan Drajat menyebar luaskan ajaran agama Islam di Desa Paciran Lamongan. Pada awal mula beliau berdakwah dipesisir pantai gresik, hingga akhirnya menetap di Lamongan, kemudian mendirikan Padepokan santri Dalem Duwur, beliau wafat pada abad ke-16 masehi dan dimakamkan di Pacitan, Lamongan. Atas dasar dalam menyebarkan ajaran agama islam dan usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan kehidupan yang makmur bagi warganya, akhirnya beliau memperoleh gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah Sultan Demak tahun 1520 Masehi. Sunan Kudus Gambar Sunan Kudus Sunan Kudus bernama asli Jafar Sidiq berasal dari Al-Quds Yerussalem Palestina lahir sekitar 1500 Masehi, yang merupakan seorang putra dari Ustman Haji. Dalam menyebarkan ajaran agama islam di Kudus, Sunan Kudus banyak berguru dan menimba ilmu kepada Sunan Kalijaga, maka tidak heran ajaran beliau sama dengan Sunan Kalijaga. Dalam menyebarkan ajaran islam beliau menekankan pada kearifan budaya lokal masyarakat setempat, karena telah memberikan pondasi pengajaran keagamaan dan kebudayaan yang toleran diperlihatkan oleh Sunan Kudus salah satunya tidak boleh menyembelih sapi, karena saat itu sapi di anggap sebagai hewan suci. Sehingga, ajaran agama Islam dari sunan Kudus ini menekankan pada toleransi beragama. Beliau juga menciptakan cerita keagamaan yang berjudul Gending Maskumambang dan Mijil, beliau Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 Masehi dan dimakamkan di pemakaman Masjid Menara Kudus. Sunan Giri Gambar Sunan Giri Sunan Giri adalah salah seorang Wali Songo beliau lahir di Blambangan tahun 1442 masehi, Sunan Giri merupakan putra dari Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu yaitu putri dari Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa akhir kerajaan Majapahit, serta pendiri Kerajaan Giri yang berada di daerah Gresik, Jawa Timur Dalam usahanya beliau mendirikan Kerajaan Giri di Gresik, Jawa Timur dengan bermaksud menyebar luaskan ajaran islam, yang bahkan pengaruhnya sampai Madura, Lombok, Kalimantan hingga Maluku. Sunan Giri sendiri memiliki banyak nama panggilan yang diantaranya adalah Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden Ainul Yakin Dan Joko Samudro. Sunan Giri belajar agama islam dengan Sunan Ampel dalam mendalami ajaran agama islam. Dalam berdakwah beliau dengan cara menciptakan unsur lagu dan permainan anak, dalam rangka untuk mengenalkan ajaran agama Islam kepada anak-anak. Sunan Giri wafat pada abad 16 Masehi dan dimakamkan di Gresik Jawa Timur. Baca Juga Kerajaan Sriwijaya Sunan Kalijaga Gambar Sunan Kalijaga Sunan Kalijaga adalah seorang tokoh Wali Songo, lahir tahun 1450 masehi, yang merupakan putra dari Raden Ahmad Sahuri adipati tuban ke 8 dan Dewi Nawangarum putri Raden Kidang Telangkas atau Abdurrahim Al-Maghribi Nama asli dari Sunan Kalijaga adalah Raden Said serta memiliki nama lain yaitu Lokajaya, Syeh Malaya, Pangeran Tuban dan Raden Abdurahman. Beliau Sunan kalijaga, dari kecil dikenal sebagai wali yang sangat dekat dengan muslim di Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh ajaran islam ke dalam tradisi dan budaya Jawa Nama Kalijaga sendiri berasal dari desa Kalijaga, yang pada saat itu berdiam dan sering berendam bertapa disungai , makanya beliau disebut Sunan penjaga kali, serta berguru menimbah ilmu kepada Sunan Bonang. Sunan Kalijaga berdakwah menyebarkan ajaran islam kepada masyarakat, sehingga masyarakat bersimpati kepada beliau, karena Sunan Kalijaga murid dari Sunan Bonang jadi metode berdakwah beliau tidaklah jauh berbeda dengan Sunan Bonang melalui media seni dan kesastraan serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah, yang terkenal adalah ilir-ilir dan gundul-gundul pacul. Beliau wafat pada abad ke-15 masehi dan dimakamkan di Kadilangu, Demak Tengah. Baca Juga Sejarah Kerajaan Demak Sunan Muria Gambar Sunan Muria Wali Songo Selanjutnya adalah Sunan Muria, lahir dengan nama Raden Umar Said nama kecilnya Raden Prawoto, beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Saroh putru Sunan Ngudung. Nama Muria sendiri di ambil berdasarkan nama sebuah lereng gunung yaitu Lereng Gunung Muria, kota Kudus. Dalam menyebarkan ajaran islam, beliau menyampaikannya dengan cara halus meniru cara ayahnya Sunan Kalijaga, Sunan Muria sendiri lebih senang menyebarkan ajaran islam di daerah-daerah terpencil pesisir pantai dan pegunungan. Metode dakwah yang disampaikan Sunan Muria dengan cara tetap mempertahankan seni dan budaya sebagai alat dakwahnya, sehingga cara ini Sunan Muria dikenal sebagai sunan yang berdakwah topo ngeli serta beliau dikenal sebagai pribadi yang mampu berbaur dan memecahkan berbagai macam masalah. Beliau juga menciptakan karya seni berupa tembang jawa yang berjudul Tembang Sinom dan Kinanti, hingga pada tahun abad 16 beliau wafat, dimakamkan di Gunung Muria Kudus. Baca Juga Doa Nurbuat Sunan Gunung Jati Gambar Sunan Gunung Jati Sunan Gunung Jati bernama asli Syarif Hidayatullah, lahir tahun 1448 masehi, dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan Nyai Rarasantang putri Prabu Siliwangi. Dalam carita Purwaka Cariban Nagari beliau mendapat gelar Raja Pandita karena dihormati Kerajaan Demak dan Pajang. Tahun 1475 Masehi, beliau singgah di Gujarat dan Pasai untuk memperdalam ajaran agama islam pada masa kepemimpinan Pangeran Cakrabuana, dalam rangka menyebarkan ajaran islam beliau mendirikan Masjid Demak guna bermusyawarah dengan para Wali Karena pergaulan beliau dengan para Wali dan Kesultanan Demak, menjadikan beliau mendirikan Kesultanan Pakungwati dan beliau mendirikan pesantren disana, tepatnya di Cirebon, Pada tahun 1570 masehi, Sunan Gunung Jati wafat serta dimakamkan di Desa Astana, Cirebon. Demikianlah sedikit ulasan tentang sejarah Wali Songo beserta nama aslinya, sehingga keberadaan para Wali Songo sangatlah berpengaruh dalam menyebarkan ajaran-ajaran agama islam di nusantara Indonesia yang kita cintai ini. Baca Juga Link Artikel Lainnya Sejarah Kerajaan Demak Kerajaan Kutai Sejarah Kerajaan Banten Sejarah Islam di Arab Kerajaan Islam Tertua di Indonesia Kerajaan Sriwijaya
WALI SONGO Syaikh Maulana Malik Ibrahim, Kota Gresik. Kanjeng Sunan Ampel R. Rahmat Ampel Semampir – Surabaya. Kanjeng Sunan Giri Ainul Yaqin Kebomas Gresik. Kanjeng Sunan Bonang R. Makhdum Kutorejo, Kota Tuban. Kanjeng Sunan Drajad R. Qosim Drajad, Paciran Lamongan. Kanjeng Sunan Muria Umar Said Muria, Dawe Kudus. Kanjeng Sunan Kudus Ja’far Shoddiq Menara, Kota Kudus. Kanjeng Sunan Kalijaga R. Syahid Kadilangu, Kota Demak. Kanjeng Sunan Gunungjati Syarif Hidayatullah Astana Gunungjati Cirebon. Auliya’ was Sholihin fi Jawa as-Sarqiyyah 1. Syeikh Maulana Abdul Qodir Khoiri, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 2. Syeikh Maulana Abdullah Sholih Istambul, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 3. Syeikh Muhammad Hirman Arruman, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 4. KH. Anis Ibrahim, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 5. KH. Ahmad Siddiq, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 6. Kyai Bani’askar, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 7. KH. Hamim Djazuli Gus Miek, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 8. KH. Imam Thoha, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 9. KH. Yasin Yusuf, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 10. Kyai Ma’ruf Alhafidh, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 11. KH. Muslim Hanan, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 12. KH. Rochmad Zuber, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 13. Letda. Akhyar, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 14. M. Asmu’I, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 15. Nyai Hj. Mardliyah, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 16. Kyai Hamzah 17. Kyai Imam Nawawi, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 18. Kyai Imam As’ari, Maqbaroh Tambak Ngadi Kediri 19. Sunan Malaka Daleman Gelis Bangkalan 20. Mbah Saniyah Batuampar Madura 21. Kyai Abu Syamsuddin Batuampar Sampang Madura 22. Kyai Ahmad Joko Tole Sumenep Madura 23. Syech Kholil Batuampar Bangkalan Madura 24. Sayyid Yusuf Sumenep Madura 25. Sayyid Abdurrohman Galis Cleret Madura 26. Sayyid Syaifuddin Bangkalan Martajasa Madura 27. Nyai Syarifah Ambamy Bangkalan Air Mata Ibu Madura 28. Sunan Cendana Sayyid Zainal Abidin Kwanyar Sumenep Madura. 29. Datuk Ibrahim Lateng Banyuwangi 30. Sayyid Ahmad Lateng Banyuwangi 31. Syech Abdurrahman Lateng Banyuwangi 32. Habib Hadi Alhadad Ketapang Banyuwangi 33. Syech Muhajar Bendo Pare Kediri 34. Kyai Abdullah Mun’im Kemayan, Ngadi, Mojo Kediri 35. Kyai Abd. Basyir Kemayan, Ngadi, Mojo Kediri 36. Kyai Abd. Hasyim Kemayan, Ngadi Mojo Kediri 37. Habib Moh. Thohir Baabud Pelem, Mojo Kediri 38. Kyai Yahya Baran, Mojo Kediri 39. Kyai Imam Maki Karangkates, Mojo Kediri 40. Kyai Jazuli Usman Ploso, Mojo Kediri 41. Kyai Abdul Jalil Joyo Ulomo Mojo Kediri 42. Kyai Abd. Jamal Batokan, Mojo Kediri 43. Kyai Abd. Hamid Randulawang Kediri 44. Kyai Ma’sum Randulawang Kediri 45. Kyai Abubakar Bandarkidul Kediri 46. Kyai Munir Bahri Bandarkidul Kediri 47. Kyai Ali Ma’lum Bandar Mlati Kediri 48. Kyai Abd. Majid Kedunglo Kediri 49. Kyai Ma’ruf Kedunglo Kediri 50. Kyai Marzuqi Lirboyo Kediri 51. Syech Mahrus Ali Lirboyo Kediri 52. Syech Abd. Manaf Karim Lirboyo Kediri 53. Kyai Ya’qub Lirboyo Kediri 54. Kyai Sulaiman Washil Setonogedong Kediri 55. Kyai Jumadil Kubro Mbetek Kediri 56. R. Syarifuddin Mangkuyudo Mbetek Kediri 57. Kyai Jakfar Umaiyah Darmoyudo Mbetek Kediri 58. Kyai Abdulqodir Setonogedong Kediri 59. Kyai Abdullah Mursyad Setonolandean Kediri 60. Kyai Dahlan Mutih, Jampes Kediri 61. Nyai Ujang Sholih Mutih Jampes Kediri 62. Syech Ikhsan Mutih, Jampes Kediri 63. Gus Baji Mutih, Jampes Kediri 64. Kyai Abdullah Umar Sumberdringo Kediri 65. Kyai Badrussholih Purwosari Kediri 66. Kyai Dimyati Wlingi Blitar 67. Kyai Kholil Nggebongan Blitar 68. Kyai Abd. Ghofur Mantenan Blitar 69. Kyai Ahya’ Kunir Srengat Blitar 70. Syech Subaqir Penataran Blitar 71. Kyai Imam Hambali bin Ahmad Cemandi, Kunir Blitar 72. Presiden Soekarno Kota Blitar 73. Kyai Hamid M Minak Lelono Padangan Bojonegoro 74. Kyai As’ari Keras Tebuireng Jombang 75. Kyai Mursidin Mojoagung Jombang 76. Kyai Alif Mojoagung Jombang 77. Syech Sulaiman bin Dawud Mojoagung Jombang 78. Kyai Daman Huri Betek Mojoagung Jombang 79. Sunan Ngudung Mojoagung Jombang 80. Syech Tamim Irsyad Pajaran Peterongan Jombang 81. Syech Hasyim As’ari Tebuireng Jombang 82. Syech Romli Tamim Rejoso Peterongan Jombang 83. Syech Musta’in Romli Rejoso Peterongan Jombang 84. Syech Rifa’i Romli Rejoso Peterongan Jombang 85. Syech Sonhaji Romli Rejoso Peterongan Jombang 86. Syech Umar Tamim Rejoso Peterongan Jombang 87. Nyai. S Fatimah Leran Manyar Gresik 88. Sunan Prapen Klangonan Kebomas Gresik 89. Habib Abu Bakar Jl. Kauman Kota Gresik 90. Wiratnudatar Cukundul Cikalong W Cianjur 91. Dzatul Kahfi Astana Gunungjati Cirebon 92. Mbah Imam Hanafi Astana Gunungjati Cirebon 93. Raden Fatah Bintoro Kota Demak 94. Kyai Abdulhadi Giri Kusumo Mranggen Demak 95. R. Kian Santang Suci Godoa Garut 96. Ki Ageng Selo Kyai Kholil Purwodadi Grobogan 97. Kyai Ganjur Sirojuddin Gubug Purwodadi Grobogan 98. Habib Khuzen Luar Batang pasar Ikan Jakarta Utara 99. Kyai Abdul Aziz Tempurejo Jember 100. Kyai Siddiq Condro Jember 101. Habib Sholeh bin Muhsin Tanggul Jember 102. Syech Abu Bakar Pulau Panjang Jepara 103. Syech Usman haji Benteng Pulau Mondoliko Jepara 104. Sultan hadirin Mantingan Jepara 105. Kyai Dimyati Sukri Demeling Mlonggo Jepara 106. Syech Maulana Magrobi Wodobodro Batang 107. Ki Ageng Gringsing Gringsing Batang 108. Syech Izroil Gunung Santri, Cilegon Banten 109. Syech Hassanudin Banten Lama Banten 110. Syech Mansyur Cikaduwen kramat Pandeglang Banten 111. Syech Asnawi Caringin Banten 112. Sulatan Hasanuddin Banten Kasemen Serang Banten 113. Syech Yusuf bin Hasanuddin Kasemen Serang Banten 114. Sayid Ali Alhadad Banjarmasin 115. Syech Qurrotulain Pulaubata Wuadas Karawang 116. Kyai Singaperbangsa Leran Wuadas Karawang 117. Sunan Nyamplungan Syech Amir Hasan Karimunjawa Karimunjawa 118. Kyai Hasan Nawawi Jabalekat Tembayat Klaten 119. Kyai Dardari Warsito Palar Klaten 120. Syech Abu Hasan Sadzali Ngejenu Dawe Kudus 121. Kaliyetno Ternadi Dawe Kudus 122. Kyai Arwani Bulu Kudus 123. Syech Maulana Mansur Sendang Duwur Paciran Lamongan 124. Syech Tubagus Ali Menggala Tulang Bawang Lampung 125. Kyai Anom Besari Grabahan Kuncen Mejayan Caruban Madiun 126. Kyai Abiyoso Pertapaan Ngukiran Awangrejo Caruban Madiun 127. Sunan Geseng Tirto, Grabag Magelang 128. Pangeran Pekik Gunung Andong, Tirto Magelang 129. Syech Abu yamin Tejo, Belang, Grabag Magelang 130. Kyai Jogoreso Goes. Jogo Gunungpring Watucongol Magelang 131. Syech Subakir Tidar Magelang 132. Kyai Hasan as’ari Mangli Magelang 133. Raden Santri Gunungpiring Watucongol Magelang 134. Syech Ma’sum Pondok Salaman Magelang 135. Syech Abd. Hamid Kajoran Magelang 136. Kyai Dulngadim Baidowi Ngantang Malang 137. Kyai Zakaria Mbah Njugo Gunung Kawi Malang 138. Kyai Imam Sujono Gunung Kawi Malang 139. Syech Jumadil Qubro Trowulan Mojokerto 140. Syech Fatahillah Mangunsari Nganjuk 141. Kyai Mahfud Khoin Ampel, Ngliman Nganjuk 142. Kyai Nur Kholifah Sitores, Sawahan Nganjuk 143. Kyai Amir Mahmud Ngliman Nganjuk 144. Kyai Mustajab Gompol, Prambon Nganjuk 145. Sayid Abu Khoiri Patihan Rowo Sawalan, Pakuncen Nganjuk 146. Kyai Zaenuddin Mojosari Nganjuk 147. Kyai Mughofar Mantenan Pacitan 148. Syech Maulana Mansyur Cikaduen Cikaduen Pandeglang 149. Syech Asnawi Ciwaringin Lubuhan Pandeglang 150. Syech Abd. Hamid Jl. Jawa , Kota Pasuruan 151. Habib Jafar bin Syaikhthon Assegaf Pasuruan 152. Syech jangkung Landoh Kayen Pati 153. Sunan Prawoto Prawoto Sukolilo Pati 154. Kyai Ahmad Mutamakin Kajen Margoyoso Pati 155. Kyai Ronggo Kusumo Ngemplak Margoyoso Pati 156. Ki Ageng Giringan Pundenrejo Tayu Pati 157. Kyai Sholeh amin Tayu Pati 158. Habib Alwy Ahmad Ba Alawy Pungel Pati 159. Habib Mahdum Alathos Pungel Pati 160. Haji Nur Asnawi Muga Bating Walang Songo Pemalang 161. Kyai Ahmad M. Abdullah Muga Bating Walang Songo Pemalang 162. Betoro Katong Ponorogo 163. Syech Hasan Besari Tegalsari Ponorogo 164. Kyai Hasan Anom Jetis Ponorogo 165. Kyai Nur Hasan Genggong Probolinggo 166. Mbah Mustoleh Sidaraja Purwokerto 167. Kyai Imam Setubun Sarang Rembang 168. Syech Hamzah Nlapan Sedan Rembang 169. Kyai Sambu Dekdo Lasem Rembang 170. Kyai Ma’sum Lasem Rembang 171. Kyai Abdurohman Basaiwan Lasem Rembang 172. Syech Kholil Kasingan Rembang 173. Datuk Abdullah Batam Riau 174. Syech AbdurrahmanAbdullah Selomanik Kalilembu Wonosobo 175. Syech Sabaruddin sendangdalem Wadaslintang Kebumen 176. Gunung Ungaran Ungaran Semarang 177. Kyai Sholeh Gunung Berguto Semarang 178. Sunan Katong Kaliwungu kendal Semarang 179. Kyai Musyafak Kaliwungu kendal Semarang 180. Kyai Sholeh Darat Bergoto Pajang Kota Semarang 181. Kyai Muntoho bin Zarkasi Krian Sidoarjo 182. Syech Mas’ud Goes. Ud Pagerwojo Sidoarjo 183. Kyai Syarif Kedung Gudel Kenep Solo 184. Ki Ageng Anis Laweyan Solo 185. Mbah Hasan Miwar Gading Solo 186. Hadi Wijoyo Joko Tingkir Mbutuh Plupuh Sragen 187. Pangeran Samodro Gungung kemukus Sumberlawang Sragen 188. Sayid Mansyur Pasarturi Surabaya 189. Kyai Djazuli bin Mursad Pasarturi Surabaya 190. Kyai Abu Hasan Manunggal Surabaya 191. Kyai Maulana A. bin Karimah Kembang Kuning Surabaya 192. Mbah Sonhaji Ampel Surabaya 193. Mbah Sholeh Ampel Surabaya 194. Kyai Ageng Bungkul Darmo Wonokromo Surabaya 195. Syech Abdul Muhyi Suparwadi Pamijahan Tasikmalaya 196. Syech Magrobi Petarukan Tegal 197. Kyai Begawan Turesmi Santren Trenggalek 198. Kyai Abd. Hamid Ngantru Trenggalek 199. Kyai Mas’uibarean Panggul Trenggalek 200. Kyai Boedowi Hudoyono Gunungcilik, Nggador Trenggalek 201. Kyai Yahudo Nglorok, Pacitan Trenggalek 202. Kyai Mesir Semarum, Durenan Trenggalek 203. Kyai Nurmuzdalifah Santren Trenggalek 204. Kyai Nurkholifah Sumber, Karangan Trenggalek 205. Kyai Ahmad Yunus Kamulan, Gunungcilik Trenggalek 206. Syech Asmoro Qondi Gesik Harjo Palang Tuban 207. Kyai Mahmudin As’ari Bejagung Semanding Tuban 208. Kyai abdul Jabbar Nglirip Singgahan Tuban 209. Kyai Punjul Nglepon Jatirogo Tuban 210. Kyai Abd. Fatah Hasan Tholabi Mk. Mangunsari Tulungagung 211. Kyai Noeryahman Mk. Bakalan Tulungagung 212. Kyai Doel Adhim Betoran Tulungagung 213. Kyai Mansyur Tsani Tawangsari Tulungagung 214. Kyai Moh. Syarif Majan Tulungagung 215. Kyai Hasan Mimbar Majan Tulungagung 216. Kyai Langkir Winong Tulungagung 217. Kyai Khusen Mk. Kedung Sangkal Tulungagung 218. Kyai Hasan bin Ahmad Ngadirogo, S. Gempol Tulungagung 219. Kyai Maddhali Tawangsari Tulungagung 220. Kyai Abd. Aziz bin Taruno Sumur Warak, Ngunut Tulungagung 221. Kyai Basyaruddin Srigading, Kalangbret Tulungagung 222. Kyai Mansoer Bancaan, Mj. Sari, Kalangbret Tulungagung 223. Kyai Abd. Hamid bin Ahmad Sumput, B. Rejo Tulungagung 224. Kyai Gozali Kauman, Kalangbret Tulungagung 225. Kyai Mustaham Bancaan, Kalangbret Tulungagung 226. Imam Hambali bin Rohmad Karangwaru Tulungagung 227. Kyai Mustaqin Kauman, Kalangbret Tulungagung 228. Kyai Hasan Mimbar Kauman, Kalangbret Tulungagung 229. Sunan Kuning Imam Hanafi Macan Bang, Gondang Tulungagung 230. Kyai Abu Sujak Cepean, Sembung Tulungagung 231. Kyai Hasan Anom As’ari Kalituri Tulungagung 232. Kyai Jauhari Mahmud Notorejo Tulungagung 233. Kyai Abdullah Fatah Surontani Tanggung, Boyolangu Tulungagung 234. Kyai Mundir Badrawi Campurdarat Tulungagung 235. Kyai R. Fatah bin Qosim Bedalem Tulungagung 236. Kyai Toermudi bin Munir Bedalem Tulungagung 237. Kyai Abuyusak bin Rokib Bangunmulyo, Pakel Tulungagung 238. KH. Dimyati Campurdarat Tulungagung 239. Sayid Mursad Campurdarat Tulungagung 240. Syech Guruwali Nurhidayatullah Popoh Tulungagung 241. Kyai mahmud bin Tohir Bangunmulyo, Pakel Tulungagung 242. Kyai Abuhasan bin Rowi Bangunmulyo, Pakel Tulungagung 243. Syech Wahyuddin Baidlowi Pojok Tulungagung 244. Kyai Zakarsi bin Mahfud Gadingan, Sembung Tulungagung 245. Kyai Kurdi bin Hudoyono Tanijayan, Bolorejo Tulungagung 246. Kyai Maulana Klampisan, Gondang Tulungagung 247. Kyai Hasan Anom Keboireng, Besuki Tulungagung 248. Wali Somu Gedongan, Combor Tulungagung 249. Kyai Wonosegoro Setran Gondomayit Sine, Kalipasir Tulungagung 250. Petilasan Wonogiri Kayangan Tirtomoyo Wonogiri 251. Sutowijoyo P. Senopati Kota Gede Yogyakarta 252. LM. Sujono HB. Awal Imogiri Yogyakarta 253. Syech Jumadil Qubro Gunung Turgo Kaliurang Yogyakarta 254. Sultan Agung Imogiri Yogyakarta 255. Syech Ahmad Almaghrobi Jati Anom Yogyakarta 256. Kyai Ashari Lempuyangan Yogyakarta 257. Kyai Munawir Kerapyak Yogyakarta 258. Kyai Nuriman Mlangi Yogyakarta 259. Kyai Ahmad Dardiri Lepunyangan Yogyakarta 260. Syech Dalhari Gunungpring Watucongol Magelang 261. Syech Fajarrozi Bulu Salaman Magelang 262. Ki. P. Poerwonegoro – Purwosari Tretep Temanggung 263. Ki Trenggono – Muneng, Candiroto, Temanggung 264. Ki Abdullah – Nglarangan, Parakan, Temanggung 265. Ki Pandanaran – Bejen, Jumo, Temanggung 266. Ki Kendel Wesi – Jlapa, Kedu, Temanggung 267. Ki Prabu – Muncar, Parakan , Temanggung 268. Ki Prabu Makukuan – Kedu, Tretep, Temanggung 269. Ki Yahya – Parakan, Temanggung 270. Ki Dendo Yudo – Purwosari, Temanggung 271. Ki Rasyidi – Growo, Sukorejo, Temanggung 272. Ki Ageng Murhammad – Kranggan, Temanggung 273. Ki Ageng Bale – Balekerso, Kramat, Temanggung 274. Ki Ageng Krapyak- Gempol Temanggung 275. Syeh Sulaiman – Bojonegoro, Kedu, Temanggung 276. Syeh Patris – Bojonegoro, Kedu, Temanggung
Pengertian 9Wali Nama-nama 9Wali, Biografi serta Sejarahnya_ Sebagai orang muslim mungkin sudah tidak asing dengan yang namaya walisongo. Wali menurut agama islam mempunyai arti waliyullah yaitu wali Allah. Sedangkan songo artinya sembilan. Jadi secara keseluruhan berarti sembilan wali Allah. Seperti yang kita ketahui Walisongo terkenal sebagai penyebar agama Islam pada abad ke 14 di tanah Jawa. Mereka tinggal di Pantai utara Pulau Jawa, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Para wali berdakwah dengan cara mengajak masyarakat untuk masuk keagama Islam tanpa memaksa. Selama berdakwah mereka punya wilayah masing-masing dan meninggalkan bukti terhadap perannya dalam penyebaran Islam di Negeri ini. Sembilan wali Allah tersebut dijuluki sebagai Sunan karena telah berjasa dalam Islam. Daftar Isi1 Pengertian 9 Wali2 Nama-Nama 9 Wali3 Biografi dan Sejarah 9 Sunan Gresik Maulana Malik Asal Usul Sunan Sejarah Sunan Sunan Sunan Sunan Sunan Sunan Sejarah Singkat Sunan Sunan Sunan Gunung Sunan Giri Pengertian 9 Wali Beberapa pendapat mengenai arti dari Walisongo, diantaranya Pengertian Pertama adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pengertian Kedua menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pengertian Ketiga menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat. Pengertian Keempat mengatakan bahwa Walisongo merupakan majelis dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik pada tahun 1404 Masehi 808 Hijriah. Waktu itu Walisongo terdiri dari Maulana Malik Ibrahim sendiri, Maulana Ishaq Sunan Wali Lanang, Maulana Ahmad Jumadil Kubro Sunan Kubrawi; Maulana Muhammad Al-Maghrabi Sunan Maghribi; Maulana Malik Isra’il, Maulana Ali Akbar, Hasanuddin, Aliyuddin, dan Syekh Subakir. Mereka adalah intelektual yang menjadi perbaikan masyarakat pada saat itu. Pengaruh mereka tertarik dalam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan. Nama-Nama 9 Wali Sesuai dengan namanya ada 9 tokoh yang termasuk dalam wali songo. Berikut ini nama-nama Wali Songo beserta nama asli nya. Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim. Sunan Ampel Raden Rahmat. Sunan Bonang Raden Makhdum Ibrahim. Sunan Drajat Raden Qasim. Sunan Kudus Ja’far Shadiq. Sunan Giri Raden Paku/Ainul Yaqin. Sunan Kalijaga Raden Said Sunan Muria Raden Umar Said. Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah. Biografi dan Sejarah 9 Wali Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik termasuk salah seorang Sunan dari 9 nama-nama Wali Songo. Menurut sejarah Wali Songo inti dari perjuangan Sunan Gresik yang bertujuan untuk menghapuskan jalan bangsa didalam masyarakat. Karena hal itu tidak sesuai dengan ajaran agam islam yang menyatakan bahwa semua manusia itu sama di mata Allah SWT, yang membedakan hanyalah amal ibadahnya saja. Nama Asli Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim. Wilayah Dakwah Sunan Gresik Gresik, Jawa Timur. Peninggalan Sunan Gresik iyalah Masjid Malik Ibrahim di Leran, Gresik, Jawa Timur. Tahun Wafatnya 1419 masehi Makam Sunan Gresik Desa Gapura Wetan, Gresik. Berdasarkan sejarah, Sunan Gresik merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW ke 22. pertama kali beliau menyebarkan agama Islam di pulau Jawa di akhir saat kekuasaan kerajaan Majapahit. Sunan Gersik mengambil hati masyarakat dengan cara bertani dan menjadi pedagang. Sehingga bisa merangkul dan menolong rakyat jelata yang menjadi korban dari perang saudara sebagai dampak runtuhnya kerajaan Majapahit. Sehingga banyak rakyat jelata yang terbantu dan secara perlahan tertarik belajar Islam. Karena terus bertambahnya masyarakat yang berkeinginan mempelajari Islam dengan baik. beliaupun membangun pondok pesantren di wilayah Leran, Gresik, Jawa Timur. Disitulah beliau mengajarkan tentang ilmu agama Islam sampai beliau meninggal dunia. Asal Usul Sunan Gresik Ada yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki dan pernah mengembara di Gujarat sehingga beliau cukup berpengalaman menghadapi orang-orang Hindu di pulau Jawa. Gujarat adalah wilayah negara Hindia yang kebanyakan penduduknya beragama Hindu. Dahulu sebelum Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke Pulau Jawa. Sebenarnya sudah terdapat sebagian masyarakat yang memeluk agama islam di daerah sekitar pantai utara, termasuk di desa Leran. Hal itu dapat diketahui dengan adanya bukti berupa makam seorang wanita bernama Fatimah Binti Maimun yang meninggal pada tahun 1082 M atau tahun 475 Hijriah. Dapat disimpulkan Islam sudah ada di pulau jawa sebelum Wali Songo. Tepatnya di daerah sekitar Jepara dan Leren. Tetapi ajaran agam Islam yang ada pada saat itu masih belum berkembang secara luas. Sejarah Sunan Gresik Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal oleh penduduk setempat dengan nama Kakek Bantal itu diprediksi pertama kali datang ke Gresik pada tahun 1404 M. Ia berdakwah di Gresik sampai akhir hayatnya yaitu pada tahun 1419 M. Saat itu kerajaankerajaan Majapahit berkuasa di jawa timur. Raja dan rakyat Majapahit sebagian besar masih beragama Hindu atau Budha. Namun terdapat juga beberapa rakyat Gresik yang beragam Islam, tetapi masih banyak yang beragama Hindu atau bahkan tidak memiliki agama. Pada makamnya terdapat sebuah tulisan yang berbunyi Inilah makam Almarhum Almaghfur, yang mengharap rahmat Tuhan, kebanggaan para pangeran, para Sultan dan para Menteri, penolong para Fakir dan Miskin, yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol negara dan agama, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kakek Bantal. Allah meliputinya dengan RahmatNya dan KeridhaanNya, dan dimasukkan ke dalam Surga. Wafatnya beliau hari Senin 12 Rabiul Awal tahun 822 H. Selama berdakwah menyebarkan agama islam kakek bantal memakai cara yang bijaksana dan strategi yang tepat sesuai dengan tuntunan Al Quran yaitu “Hendaklah engkau ajak ke jalan Tuhan-Mu dengan hikmah kebijaksanaan dan dengan petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog bertukar pikiran dengan cara yang sebaik-baiknya QS. An Nahl ; 125” Sifatnya yang lemah lembut, ramah tamah, dan welas asih kepada semua, baik orang muslim maupun non muslim menjadikan beliau terkenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani. Berkat akhlaknya yang sehingga menarik hati masyarakat untuk berbondong-bondong masuk Islam secara suka rela dan menjadi pengikutnya yang setia. Sunan Ampel Menurut sejarah Walisongo inti sari dari ajaran Sunan Ampel yang terkenal pada saat itu yaitu “Moh Limo“. Moh Limo berasal dari bahasa jawa yang mempunyai arti Moh yaitu menolak dan Limo arti lima. Maksudnya adalah pada inti ajaran beliau terdapat makna “Untuk menolak dan tidak mengerjakan lima perkara. Kelima perkara itu adalah Moh Main Tidak Berjudi, Moh Ngombe Tidak Minum Alkohol, Moh Maling Tidak Mencuri, Moh Madat Tidak Menghisap Narkoba, Moh Madon Tidak Berzina. Nama Asli Sunan Ampel Raden Rahmat. Wilayah Dakwah Sunan Ampel Surabaya. Peninggalan Sunan Ampel iyalah Masjid Ampel di Ampel Denta, Surabaya. Tahun Wafatnya 1481 M. Makam Sunan Ampel Sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya. Menurut sejarah Sunan Ampel merupakan anak dari pasangan Sunan Gresik dan Dewi Condro Wulan. Beliau menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat di daerah pedesaan Ampel Denta di Surabaya. Di tempat itu Beliau mendirikan pondok pesantren untuk masyarakat yang hendak belajar dan mendalami ajaran agama Islam. Sunan Bonang Dalam sejarah Wali Songo, merupakan salah satu tokoh Wali Songo yang dalam ajarannya ia menyampaikan “Jangan bertanya, Jangan memuja nabi dan wali-wali, jangan mengaku Tuhan. Jangan mengira tidak ada padahal ada, sebaiknya diam, jangan sampai di goncang kebingungan. Nama Asli Sunan Bonang Maulana Makdum Ibrahim. Wilayah Dakwah Sunan Bonang Tuban, Jawa Timur. Peninggalan Sunan Bonang ialah Alat musik tradisional gamelan yang berisi bonang, bende serta kenong dan gapura yang berarsitektur tema islam. Tahun Wafatnya 1525 M. Makam Sunan Bonang Tuban, Jawa Timur. Dalam sejarah Sunan Bonang mempuyai nama asli Maulana Makdum Ibrahim merupakan anak dari pasangan Sunan Ampel dan Dewi Condrowati. Sesudahtelah ayahnya Sunan Ampel wafat Sunan Bonang mengambil keputusan untuk belajar agama di Malaka yang berada di wilayah Samudra Pasai. Di tempat itu Sunan Bonang berguru dan belajar dari Sunan Giri yang memiliki ilmu khusus dalam tata cara dakwah mengajarkan agama Islam yang dapat membuat banyak masyarakat tertarik hatinya. Kemudian sesudah selesai menimba ilmu di sana Beliau kembali lagi ke Tuban. Di Tuban Sunan Bonang membangun pondok pesantren di tanah kelahiran ibunya itu. Karena karakteristik masyarakat Tuban yang sangat menyukai hiburan. Dari itu beliau pun memiliki pemikiran untuk membuat alat musik gamelan untuk menarik minat masyarakat Tuban. Agar banyak masyarakat yang tertarik untuk belajar agama Islam. Sehingga waktu itu beliau mengadakan pertunjukan gamelan, sambil beliau melakukan dakwah. Sunan Drajat Ajaran yang disampaikan Sunan Drajat kepada murid-muridnya adalah “Suluk Petuah”. Di dalamnya terdapat beberapa buah pesan yang bisa ditanamkan di dalam diri setiap manusia. Nama Asli Sunan Drajat Raden Qosim Tempat berkakwah Sunan Drajat iyalah Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan. Peninggalan Sunan Drajat Gamelan singa mangkok. Tahun Wafatnya 1522 M. Makam Sunan Drajat Paciran, Lamongan. Sunan Drajat merupakan saudara seibu dengan Sunan Bonang. Setelah ayahnya meninggal dunia, ia belajar tentang ilmu agama Islam pada Sunan Muria. Lalu dia kembali ke Desa Jelog, Pesisir Banjarwati, Lamongan. Adapun beberapa kutipan perkataan yang terdapat pada suluk petuah adalah sebagai berikut Wenehono teken wong kang wuto yang artinya kasihlah tongkat kepada orang yang tidak bisa melihat. Wenehono mangan marang wong kan luwe yang artinya kasihlah makanan kepada orang yang kelaparan. Wenehono busono marang wong kang wudo yang diartikan berilah baju pada orang yang telanjang. Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan artinya berilah tempat untuk berteduh pada orang yang kehujanan. Setelah Beliau tiba di Lamongan, Beliau menyampaikan pelajaran apa yang sudah didapatkan dari dari Sunan Muria kepada masyarakat Lamongan. Semakin hari muridnya semakin banyak, hingga pada akhirnya Sunan Drajat memutuskan mendirikan pondok pesantren yang berada di Daleman Duwur, Desa Drajat, Paciran Lamongan. Sunan Kalijaga Sunan Kalijaga merupakan salah seorang Wali yang mengajarkan agama Islam secara bertahap. Caranya adalah dengan menanamkan nilai-nilai agama dalam budaya dan ideologi rakyat sekitar. Hal ini dilakukan karena Beliau memiliki keyakinan bahwa jika agama Islam sudah dikenali dan dimengerti oleh masyarakat, maka perilaku buruk manusia akan hilang dengan sendirinya. Nama Asli Sunan Kalijaga Raden Said. Wilayah Dakwah Sunan Kalijaga Demak dan daerah sekitarnya. Warisan Sunan Kalijagayaitu Seni ukir, wayang, gamelan dan suluk. Tahun Wafatnya Sunan 1513 M. Sunan kali jaga dimakamkan Desa Kadilangu, Demak Bintara, Jawa Tengah. Sunan Kalijaga lahir di Tuban, Jawa Timur. Sunan Kalijaga adalah anak laki-laki dari Arya Wilatikta yang merupakan seorang tokoh pemberontak pimpinan Ronggolawe pada masa kerajaan Majapahit. Julukan Kalijaga sendiri yang disematkan kepada beliau berdasarkan sejumlah pendapat diambil dari nama sebuah dusun di Cirebon. Desa itu mempunyai nama Kalijaga, karna dulu Sunan Kalijaga mempunyai hubungan dekat dengan Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus Sunan Kudus merupakanorang yang mewariskan budaya toleransi antar umat beragama. Sebagai contoh adalah umat Islam diajarkan untuk menyembelih kerbau pada saat hari raya Idul Adha untuk menghormati masyarakat Hindu di Kudus. Nama Asli Sunan Kudus Ja’far Shadiq Wilayah Dakwah Sunan Kudus Kudus, Jawa Tengah Peninggalan Sunan Kudus Masjid Menara Kudus Tahun Wafatnya 1550 M Makam Sunan Kudus Kudus, Jawa Tengah Menurut catatan sejarah Sunan Kudus adalah cucu dari Sunan Ampel dan Dewi Condrowati dari anaknya yang bernama Syarifah. Berarti ia adalah keponakan dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Sebutan Sunan Kudus yang diberikan untuknya berasal dari tempat ia belajar yaitu Al-Quds. Sejarah Singkat Sunan Kudus Selain menimba ilmu agam Islam di Al-Quds, Yerusalem, Palestina, Beliau juga belajar agam islam dari kedua pamannya Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Selama belajar di Yerusalem, ia banyak mendapat ilmu agama serta ilmu pengetahuan dari para ulama Arab. Setelah menyelesaikan belajar di Yerusalem, ia kembali ke Nusantara dan memulai membangun pondok pesantren. Adipondik tersebut beliau mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam serta berdakwah untuk mengajak masyarakat agar beriman serta bertaqwa kepada Allah SWT. Ilmu yang didapatkan ketika menuntut ilmu di Jawa dan Timur Tengah dangatlah banyak. Atas pengetahuan serta ilmu agama yang dimiliki oleh beliau, akhirnya masyarakat meminta agar beliau menjadi pimpinan daerah Kudus. Kemudian beliau mengambil tawaran itu, sebab ini dapat menjadi salah satu kesempatan untuk menyebarkan ajaran agama Islam lebih luas lagi. Ditambah Beliau jadi memiliki kesempatan untuk mengajarkan agama Islam di kalangan pejabat, priyai, dan bangsawan-bangsawan pada kerajaan Jawa. Beliau juga mendapat gelar Wali Al-ilmi yang berarti orang yang berilmu karena keluasan ilmu yang dimiliki oleh Sunan Kudus. Ketika berdakwah beliau menggunakan cara dakwah dengan memasukan ajaran agama Islam dalam kebiasaan atau budaya rakyat setempat. Sunan Muria Sunan Muria adalah salah satu tokoh Wali Songo yang memiliki metode pembelajaran agam Islam yang terkenal. Cara pengajaranya degan menggunakan nyanyian sinom dan kinanti dalam menyampaikan ajaran Islam Tidak hanya itu ia pun mewariskan budaya yang bernama kenduri. Budaya Kenduri ini merupakan sebuah budaya untuk mendoakan orang yang sudah meninggal sesudah dimakamkan. Di dalam kenduri ini terdapat istilah nelung dinani artinya 3 hari, mitung dinani artinya 7 hari, matang puluhi artinya 40 hari, nyatus artinya 100 hari, mendak pisan, mendak pindo, nyewu artinya 1000 hari. Nama Asli Sunan Muria Raden Umar Said. Wilayah Dakwah Sunan Muria Kudus dan Pati. Peninggalan Sunan Muria Masjid Muria. Tahun Wafatnya 1551 M. Makam Sunan Muria Kudus, Jawa Tengah. Sunan Muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Istrinya yang bernama Saroh, adik kandung dari Sunan Giri. Dalam berdakwah di masyarakat Beliau menggunakan cara syiar dengan menyisipkan nilai-nilai Islam kedalam budaya dan dan kesenian masyarakat setempat. Beliau lebih dekat dan suka berdakwah dengan rakyat miskin karena jumlahnya paling banyak dan mereka pun mudah menerima ilmu-ilmu baru. Tidak hanya menyampaikan ajaran agama islam, semasa hidupnya ia pun bertani, berdagang dan melaut. Sunan Gunung Jati Berdasarkan sejarah Wali Songo, Sunan Gunung Jati merupakan salah seorang tokoh Walisongo yang populer akan pesan wasiatnya. Pesan wasiat itu berbunyi “Sugih bli rerawat, mlarat bli gegulat” maknanya menjadi kaya bukan untuk diri sendiri, menjadi miskin bukan untuk menjadi beban orang lain. Nama Asli Sunan Gunung jati Syarif Hidayatullah. Tempat Sunan Gunung Jati berdakwah Cirebon, Banten dan Demak. PeninggalanSunanGunungJatiMasjidmerahPanjunan,KumangangPintu, dan Kereta untuk berdakwah. Tahun Wafatnya 1568 M. Sunan Gunung Jati dimakamkan Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Cirebon Jawa Barat. Beliau merupakan seorang Wali dari keturunan orang kaya Timur Tengah yang bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana. Ayah beliau merupakan keturunan dari Bani Hasyim yang berasal dari Palestina serta jadi raja di Negara Mesir. Beliau diwaktu hidupnya memberikan ajaran Islam di wilayah Cirebon, Jawa Barat. Di sana Beliau juga membangun sebuah pondok pesantren untuk mengajarkan ilmu agama Islam kepada masyarakat yang tinggal di Cirebon. Sunan Giri Sunan Giri adalah seorang Wali yang terkenal dengan cara penyampaian dakwah yang ceria terhadap masyarakat. Dalam berdakwa, beliaupun memasukan ke dalam hiburan lagu permainan misalnya cublak-cublak suweng, jamuran, dan lir ilir. Nama Asli Sunan Giri Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri menyebarkan islam di derah Gresik, Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Peninggalan Sunan Giri Tembang Pucung, Tembang Asmarandana, Masjid Giri, Giri Kedaton dan Telogo Pegat. Tahun Wafat Sunan Giri 1506 M Makam Sunan Giri Kebomas, Gresik, Jawa Timur. Beliau merupakan anak dari ulama Islam yang sedang melakukan syiar Islam di daerah Pasai, Malaka. Tetapi saat itu muncul konflik, sampai ayahnya menitipkan Sunan Giri pada seorang nelayan agar dibawa pergi ke Jawa. Demikian sedikit pembahasan mengenai Pengertian 9Wali Nama-nama 9Wali, Biografi serta Sejarahnya semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂 Baca juga artikel lainnya tentang Fungsi Puisi Definisi, Sejarah, DefinisiPara Ahli, Jenis, Unsur, Cara Membuat dan Kelebihan serta Kekurangan Fungsi Pemerintah Definisi, Macam-macam, Tujuan, Definisi menurut Ahli dan Sistem Pemerintahan Indonesia Wawancara Menurut Para Ahli, Syarat, Tujuan, Jenis Terlengkap! Fungsi Jurnal Akuntansi Pengertian Jurnal Umum, Khusus, Jenis-jeni, Prinsip dan Manfaat Jurnal Pengertian Cek Sejarah, Jenis, Fungsi dan Masa Berlaku!
daftar nama wali allah di indonesia